Sentimen
Negatif (94%)
13 Jul 2024 : 21.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Mojokerto

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Nangkring di Plafon SDN Gayaman Mojokerto, 7 Ekor Anakan Burung Hantu Dievakuasi Damkar

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Regional

13 Jul 2024 : 21.45

Mojokerto (beritajatim.com) – Sebantak 7 ekor anakan burung hantu berhasil dievakuasi regu Pemadam Kebakaran (damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Anakan burung hantu tersebut dievakuasi dari plafon gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gayaman, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.

Evakuasi dilakukan petugas Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto pada, Sabtu (13/7/2024) sekitar pukul 09.30 WIB. Tiga orang petugas mengevakuasi burung pemakan daging ini setelah mendapatkan laporan dari pihak sekolah terkait adanya anakan burung hantu di plafon salah satu ruang kelas di SDN Gayaman.

Komandan Regu Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto, Sukamto mengatakan, sekira pukul 08.30 WIB, petugas piket menerima laporan dari Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Gayaman. “Jika ada sarang burung hantu di atas plafon salah satu ruang kelas. Informasi dari Kepala Sekolah SDN Gayaman,” ungkapnya.

Pihak sekolah melapor ke Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto lantaran khawatir keberadaan burung hantu tersebut mengganggu aktivitas belajar mengajar para siswa. Sehingga tim bergerak ke SDN Gayaman untuk mengevakuasi sarang burung hantu tersebut dari atas plafon salah satu ruang kelas SDN Gayaman.

“Saya tim datang, benar ada sarang burung hantu berisikan anakan. Ada 7 ekor. Kemungkinan menganggu karena berada di plafon ruang kelas. Makanannya kan binatang, baunya sangat menyengat. Sehingga minta bantuan kami untuk mengevakuasi dari atas plafon ruang kelas,” katanya.

Usai dievakuasi, lanjut Sukamto, sebanyak tujuh ekor anakan burung hantu tersebut dilepasliarkan. Anakan burung hantu tersebut sudah bisa terbang lantaran sudah memiliki bulu lengkap. Petugas melepasliarkan pada, Sabtu malam lantaran burung hantu aktif malam hari karena menghindari persaingan dengan burung pemangsa lainnya aktif di siang hari.

“Dilepasliarkan karena kita sempat kesulitan tempat, malam ini tadi dilepasliarkan karena sudah bisa terbang. Kalau siang kan gangguan penglihatan, tadi juga ada yang mau adopsi tapi ternyata sudah dilepasliarkan. Induknya kurang tahu, kami hanya menemukan anakannya saja, ada 7 ekor,” jelasnya. [tin/kun]

Sentimen: negatif (94.1%)