Sentimen
Negatif (87%)
2 Sep 2024 : 12.18
Tokoh Terkait

Telegram Dituduh Bohong Soal Jumlah Pengguna untuk Hindari Regulasi

Detik.com Detik.com Jenis Media: Tekno

2 Sep 2024 : 12.18
Jakarta -

Telegram sedang terlilit banyak masalah di Eropa. Setelah CEO Pavel Durov menghadapi tuntutan pidana di Prancis, Telegram kini menjadi subjek investigasi oleh Uni Eropa.

Joint Research Centre - departemen di bawah Komisi Eropa, eksekutif Uni Eropa - sedang menyelidiki Telegram untuk mengetahui apakah platform perpesanan itu berbohong soal jumlah penggunanya.

Pakar hukum dan data Uni Eropa mencurigai Telegram sengaja mengecilkan jumlah penggunanya di Uni Eropa di bawah 45 juta. Sebabnya, platform dengan jumlah pengguna di atas 45 juta akan digolongkan sebagai platform online besar yang harus tunduk pada Digital Services Act (DSA) yang lebih ketat.

Platform online besar di Uni Eropa harus memenuhi standar kepatuhan dan standar moderasi konten yang lebih tinggi, serta membagikan data dengan Komisi Eropa. Platform yang kedapatan melanggar DSA terancam denda hingga 6% dari total pendapatan tahunan.

"Kami memiliki cara melalui sistem dan perhitungan kami sendiri untuk menentukan seberapa akurat data penggunanya," kata juru bicara Komisi Eropa untuk isu digital Thomas Regnier, seperti dikutip dari Ars Technica, Senin (2/9/2024).

"Dan jika kami merasa mereka tidak memberikan data pengguna yang akurat, kami dapat secara sepihak menetapkan mereka (sebagai platform yang sangat besar) berdasarkan investigasi kami sendiri," sambungnya.

Pada Februari lalu, Telegram mengatakan mereka memiliki 41 juta pengguna di Uni Eropa. Telegram seharusnya memberikan jumlah pengguna terbarunya bulan ini tapi tidak dilakukan, dan hanya menyatakan bahwa jumlah pengguna aktif bulanannya di Uni Eropa jauh lebih sedikit dari 45 juta orang.

Karena gagal memberikan data pengguna terbaru, petinggi Uni Eropa mengklaim Telegram telah melanggar DSA. Komisi Eropa meyakini investigasi teknis yang mereka lakukan akan menemukan bahwa jumlah pengguna Telegram di Uni Eropa lebih dari 45 juta orang.

Telegram saat ini memiliki hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia. Pada awal tahun ini, Durov mengatakan kepada Financial Times bahwa basis pengguna Telegram proporsional dengan populasi setiap pasar atau benua, kecuali China.

Durov beberapa hari yang lalu resmi didakwa oleh otoritas Prancis di tengah penyelidikan yang sedang berlangsung. Beberapa tuduhan yang dilayangkan pada Durov antara lain keterlibatan dalam penyebaran pornografi anak, obat-obatan terlarang, dan software peretasan, serta menolak bekerjasama dalam penyelidikan aktivitas ilegal.

Setelah ditahan selama beberapa hari, Durov akhirnya dibebaskan bersyarat setelah membayar jaminan sebesar 5 juta Euro (Rp 86 miliar). Pria berusia 39 tahun ini dilarang meninggalkan Prancis dan harus melapor ke kantor polisi dua kali sepekan sampai investigasi selesai.


(vmp/fay)

Sentimen: negatif (87.7%)