Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Tesla
Kab/Kota: Washington
Tokoh Terkait
Miliuner Ini Sebut AS Mau Bangkrut, Ini Tanda-tandanya
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Miliuner kondang Elon Musk kembali buka suara soal kondisi ekonomi yang dialami negaranya, Amerika Serikat (AS). Hal ini terjadi saat Negeri Paman Sam diramalkan akan mengalami defisit di tahun fiskal 2025.
Dalam sebuah unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), akhir pekan, Musk menyebutkan AS bergerak cepat menuju kebangkrutan. CEO Tesla dan SpaceX itu mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan pemerintah di Washington menghabiskan terlalu banyak uang.
Musk juga kemudian memasukkan kutipan prakiraan anggaran pemerintah AS untuk tahun fiskal 2025. Data tersebut menunjukkan bahwa defisit anggaran dapat meningkat dari US$ 1,8 miliar (Rp 279 triliun) saat ini menjadi hampir US$ 16,3 miliar (Rp 2.532 triliun) pada tahun 2035.
"Dengan tingkat pengeluaran pemerintah saat ini, Amerika berada di jalur cepat menuju kebangkrutan. Pengeluaran pemerintah yang berlebihan adalah penyebab inflasi," ucapnya dikutip Russia Today (RT), Senin (2/9/2024).
Menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS, tingkat inflasi tahunan AS turun di bawah 3% pada bulan Juli untuk pertama kalinya sejak 2021. Harga barang dan jasa naik sebesar 2,9% sementara inflasi inti, yang tidak termasuk industri makanan dan energi, naik sebesar 3,2% selama 12 bulan sebelumnya.
Pada akhir Juli, Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa utang nasional negara tersebut melampaui US$ 35 triliun (Rp 543.767 triliun) untuk pertama kalinya dalam sejarah. Ini meningkat satu triliun sejak Januari.
Kantor Anggaran Kongres (CBO) AS memperkirakan pada tahun 2034 utang akan melebihi US$ 50 triliun (Rp 776.810 triliun) atau lebih dari 122% PDB Negeri Paman Sam. CBO juga mengatakan bahwa mereka memperkirakan tingkat pertumbuhan PDB tahunan rata-rata negara itu akan berada di sekitar 1,8% dari tahun 2029 hingga 2034.
Pada bulan Juni, lembaga pemikir Committee for a Responsible Federal Budget (CRFB) mengklaim bahwa utang nasional tumbuh sebesar US$ 4,3 miliar (Rp 66 triliun) di bawah Presiden AS petahana Joe Biden, dibandingkan dengan US$ 8,4 miliar (Rp 130 triliun) selama masa jabatan Donald Trump.
Pada bulan Agustus, Trump memberikan wawancara panjang kepada Musk di X. Tak lama setelah itu, kandidat presiden dari Partai Republik itu mengatakan bahwa Musk merupakan seorang yang brilian.
Trump juga memberikan tawaran kepada Musk untuk peran dalam pemerintahannya jika ia memenangkan pemilihan pada bulan November. Musk membalas tawaran itu dalam sebuah posting, menekankan bahwa ia "bersedia untuk mengabdi".
(sef/sef)
Sentimen: negatif (61.5%)