Lamongan (beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lamongan menggelar kegiatan Penyuluhan Padi Organik Varietas Unggul pada Senin (15/7/2024) sebagai bagian dari upaya pembinaan dan pemberdayaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber ahli pertanian, Prof. Hadi, untuk membekali para WBP dengan pengetahuan dan keterampilan baru dalam bertani padi organik.

Acara yang berlangsung di Aula Lapas Lamongan ini disambut antusias oleh para WBP. Mereka mengikuti dengan seksama penjelasan Prof. Hadi tentang berbagai tahapan dalam bertani padi organik, mulai dari persiapan lahan, syarat tanah yang subur, hingga kandungan apa saja yang ada dalam padi.

Prof. Hadi juga berbagi tips mengenai pengolahan tanah yang baik, kunci utama keberhasilan dalam bertani.

“Sesuai dengan Al-Qur’an dalam surah Al-A’raf ayat 58 bahwasannya tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur seizin Tuhannya. Adapun tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Jadi, jika tanah itu subur, tidak perlu jarak tanam yang tepat, tidak perlu pupuk yang mahal, bibit yang bagus-bagus banget, hasilnya juga pasti bagus,” ujar Prof. Hadi.

Penyuluhan ini juga diisi dengan sesi tanya jawab, di mana para WBP berkesempatan untuk berkonsultasi langsung dengan Prof. Hadi mengenai berbagai permasalahan yang mungkin dihadapi dalam penanaman padi organik.

Kalapas Lamongan, Mahrus, menyampaikan bahwa penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan keterampilan baru bagi para WBP yang berguna saat kembali ke masyarakat nanti. Selain itu, pengetahuan tentang pertanian organik diharapkan dapat membantu mereka untuk memulai usaha tani yang berkelanjutan.

“Kami berharap dengan banyak ilmu baru tentang pertanian yang diperoleh, dapat mengembangkan metode penanaman padi organik varietas unggul di Lapas Lamongan yang merupakan inovasi unggulan di Lapas Lamongan,” kata Mahrus.

Kegiatan penyuluhan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Lapas Lamongan dalam memberikan pembinaan dan pemberdayaan bagi para WBP. Dengan membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan baru, diharapkan para WBP dapat memiliki bekal yang cukup untuk menjalani kehidupan yang lebih baik setelah bebas dari masa hukumannya. [fak/beq]