Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional
Kab/Kota: Tuban
Tokoh Terkait
joko widodo
Proyek Kilang RI-Rusia Bisa Naikkan Produksi BBM 280.000 Barel/Hari
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, mengungkapkan bahwa proyek kerja sama antara Pertamina dan perusahaan asal Rusia, Rosneft, untuk pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) di Tuban, Jawa Timur, akan menambah produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional sebesar 280 ribu barel per hari (bph).
Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, saat ini progres dari proyek GRR Tuban di Jawa Timur masih dalam proses lelang untuk rekayasa teknis, pengadaan, dan konstruksi (EPC). Adapun, Kilang Tuban dirancang untuk mengolah 300 ribu barel minyak mentah per hari, dengan mayoritas produksinya difokuskan pada bahan bakar minyak.
"Mengolah 300 ribu barel crude oil per hari, akan memproduksikan BBM, hampir 280 ribu barel per hari BBM," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Senin (2/9/2024).
Selain BBM, kilang ini juga akan menghasilkan produk petrokimia yang penting untuk industri, seperti aromatik dan olefin, serta LPG. Proyek ini menjadi langkah strategis bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
"Sisanya adalah petrokimia. Petrokimia ada aromatik dan olefin crackers di sana untuk memproduksikan bahan baku petrokimia seperti high density polyethylene, low density polyethylene, polypropylene. Kemudian juga ada LPG. Nah itu semua kita lakukan untuk pertama pemenuhan kebutuhan BBM," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) saat dijabat oleh Bahlil Lahadalia meluruskan soal kabar hengkangnya perusahaan asal Rusia dari proyek kerja sama di Kilang Tuban ini.
Bahlil memastikan proyek strategis Presiden Joko Widodo tersebut masih tetap dikerjakan bersama mitra Rusia yakni Rosneft. Hanya saja, karena proyek ini terimbas sanksi Uni Eropa, maka terjadi negosiasi ulang.
"Bukan hengkang, tapi terjadi nego ulang karena politik di sana lagi belum clear," kata Bahlil, Senin (29/7/2024).
Meski demikian, Bahlil mengakui tidak menutup kemungkinan adanya investor baru apabila Rosneft memilih untuk cabut dari proyek kilang Tuban.
"Itu beberapa alternatif-alternatif, tapi sampai sekarang masih tetap Rosneft," kata dia.
Perlu diketahui, investasi untuk pembangunan Kilang Tuban ini diperkirakan mencapai US$ 21 miliar atau sekitar Rp 315 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$). Ini merupakan proyek patungan alias joint venture antara Pertamina (55%) dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft (45%).
Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.
Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.
(wia)
Sentimen: positif (99.1%)