Sentimen
Positif (100%)
2 Sep 2024 : 11.08
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok

Partai Terkait

Panas Pemilu AS, Octa Berikan Prediksi Usai Pemilihan Presiden

2 Sep 2024 : 11.08 Views 7

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNBC Indonesia - Peristiwa politik kerap berpengaruh pada berbagai hal termasuk pada pasar keuangan. Namun, masih banyak trader retail mengabaikan peristiwa politik yang terjadi. Sebaliknya, mereka lebih berfokus pada rilis rutin ekonomi makro, seperti Indeks Harga Konsumen (CPI) atau laporan Nonfarm Payroll (NFP) yang telah terjadwal.

Perlu diingat,  politik dan ekonomi biasanya berjalan beriringan. Bahkan, apabila ada satu peristiwa politik yang tidak boleh dilewatkan oleh trader tahun ini, yakni pemilihan Presiden AS yang akan diselenggarakan pada 5 November 2024. Peristiwa penting ini tidak hanya memengaruhi warga AS, tetapi juga menghadirkan efek riak yang signifikan pada pasar keuangan global. Dari Wall Street hingga pasar komoditas, implikasi dari pemilihan presiden AS bisa sangat besar dan meluas.

Para kandidat

Para pemilih Amerika akan memilih antara Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat, dan mantan Presiden Donald Trump, calon dari Partai Republik.

Kamala Harris sejalan dengan presiden saat ini, Joe Biden, terutama dalam hal kebijakan dalam negeri. Dia mendukung perlindungan aborsi nasional, hak-hak LGBT+, dan langkah-langkah stimulus fiskal yang signifikan, seperti keringanan utang mahasiswa. Dia juga merupakan pendukung setia undang-undang baru untuk mengatasi perubahan iklim dan ingin menggerakkan ekonomi AS menuju sumber energi yang lebih bersih.

Sebagai kandidat presiden, dia memperkenalkan rencana iklim senilai US$10 triliun yang mengejutkan, jauh melampaui inisiatif Biden yang bernilai $1,6 triliun. Selain itu, Harris juga mengadvokasi 'biaya polusi iklim' dan mengusulkan penghapusan subsidi federal untuk bahan bakar fosil.

Meskipun Harris memulai karier politiknya di Silicon Valley, ia kini menyerukan peraturan untuk mengatasi bahaya kecerdasan buatan (AI) dan menambah aturan privasi data. Rekam jejaknya dalam kebijakan perdagangan menunjukkan bahwa ia agak skeptis terhadap perdagangan bebas.

"Tidak ada kesepakatan perdagangan yang akan ditandatangani kecuali kesepakatan tersebut melindungi pekerja Amerika dan melindungi lingkungan kita," ujarnya seperti dikutip Senin (2/9/2024).

Pemerintahan Donald Trump sebelumnya ditandai dengan pemotongan pajak, deregulasi, dan fokus pada kebijakan perdagangan. Selama kampanye 2024, Trump telah mengulangi niatnya untuk memangkas birokrasi, mengurangi pengeluaran pemerintah, dan menurunkan inflasi.

Dia berniat mencabut pembatasan produksi bahan bakar fosil dan membatalkan mandat kendaraan listrik. Selain itu, Trump tampaknya condong ke arah proteksionisme karena secara eksplisit berjanji untuk 'menghentikan outsourcing dan mengubah Amerika Serikat menjadi negara adidaya manufaktur'.

Di dalam negeri, salah satu usulannya yang paling radikal adalah mendeportasi jutaan imigran ilegal dan menutup perbatasan. Sedangkan untuk bidang teknologi, Partai Republik bertujuan untuk mengakhiri apa yang mereka sebut tindakan berlebihan Partai Demokrat dalam mengatur mata uang kripto.

Mereka bersumpah untuk membela hak-hak orang Amerika untuk menambang Bitcoin (BTC) dan mengelola aset digital mereka secara mandiri. Selain itu, mereka menjanjikan kebebasan transaksi digital dari pengawasan dan kontrol pemerintah. Mereka juga berencana untuk membatalkan perintah eksekutif Presiden Biden tentang AI, yang mereka yakini menghambat inovasi.

Implikasinya Bagi Pasar

Sebelum membahas implikasi potensial pemilihan presiden AS di pasar finansial, ada satu hal penting yang perlu diperhatikan-Presiden AS tidak mahakuasa. Amerika Serikat adalah negara yang luas dengan banyak lembaga, kerangka politik yang maju, serta sistem pengawasan dan keseimbangan yang kompleks.

Tidak ada presiden yang dapat mengarahkan seluruh negara ke satu arah. Misalnya, jika Kamala Harris menjadi presiden, tetapi Senat tetap dikuasai oleh Partai Republik, ia akan menghadapi rintangan yang signifikan dalam mendorong inisiatifnya.

Demikian juga, apabila Senat dikuasai Partai Demokrat, kebijakan Presiden Trump mungkin terhenti sepenuhnya. Oleh karena itu, meskipun signifikansi cabang eksekutif pemerintahan tidak dapat disangkal, kekuasaannya memiliki batas dan tidak boleh dilebih-lebihkan.

Dalam hal ini, perlu diingat bahwa selain pemilihan presiden yang sangat menentukan, pemungutan suara pada musim gugur ini juga mencakup sepertiga kursi Senat AS (saat ini dipegang oleh mayoritas tipis Partai Demokrat) dan seluruh 435 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (di mana Partai Republik sedikit lebih unggul).

Penting juga untuk dicatat bahwa dampak pemilihan presiden terhadap pasar keuangan dapat berlangsung singkat. Meskipun mungkin ada reaksi langsung terhadap hasil pemilu, pasar biasanya menjadi stabil seiring dengan makin jelasnya kebijakan pemerintahan baru.

Sebagai contoh, setelah penurunan awal pra-pemilu di tahun 2016, pasar saham kemudian terus meningkat ketika pemerintahan Trump mengimplementasikan agenda ekonominya. Demikian pula, harga emas dan dolar biasanya kembali ke tren sebelum pemilu setelah ketidakpastian menghilang dan investor mendapat kejelasan mengenai kebijakan-kebijakan di masa depan.

Saham AS

Analis broker Octa, Kar Yong Ang mengatakan, investor akan bereaksi terhadap agenda ekonomi para kandidat, yang mengarah pada fluktuasi harga saham.

"Akan tetapi,saat ini mereka lebih terfokus pada pendapatan perusahaan dan potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed)," jelas Ang.

Namun demikian, kedua kandidat presiden AS berfokus pada agenda yang berbeda, dan beberapa sektor ekonomi AS dapat berkinerja lebih baik tergantung pada siapa yang memenangkan pemilu. Dilihat dari platform mereka saja, tampaknya dapat disimpulkan bahwa di bawah Donald Trump, sektor-sektor besar berikut ini mungkin akan memiliki kinerja yang baik. Perusahaan energi (terutama yang terlibat dalam produksi bahan bakar fosil), Perusahaan industri dan manufaktur (seperti General Electric dan 3M), Perusahaan farmasi dan bioteknologi (Pfizer, Johnson & Johnson, dan Moderna), Perusahaan teknologi (terutama yang tidak terlalu bergantung pada rantai pasokan internasional),

Sebaliknya, jika Kamala Harris menang, sektor-sektor berikut ini mungkin akan berhasil dengan baik. Perusahaan di sektor energi terbarukan, perusahaan dengan inisiatif keberagaman dan inklusi yang kuat, Perusahaan infrastruktur, Perusahaan-perusahaan perawatan kesehatan (terutama yang berfokus pada perluasan akses ke layanan kesehatan)

Kar Yong Ang mengungkapkan meskipun tampaknya logis mengasumsikan bahwa perusahaan energi akan lebih baik di bawah kepemimpinan Trump daripada Harris, tetapi tidak ada yang bisa menjamin. Jika harga minyak turun tajam, perusahaan-perusahaan energi akan berkinerja buruk terlepas dari siapa presidennya.

"Pandangan kita untuk sektor ekonomi ini atau yang itu bertumpu pada asumsi bahwa semuanya berjalan lancar dan sesuai rencana. Namun, jika hasil pemilu tertunda atau diperdebatkan, akan lebih baik untuk menjauhi aset berisiko hingga situasi kembali stabil," ungkap Kar Yong Ang.

Dollar AS


Sayangnya, tak satu pun dari kedua kandidat yang telah memberikan detail spesifik tentang cara yang mereka rencanakan untuk mengatasi utang besar AS yang terakumulasi selama beberapa tahun terakhir. Rencana pengeluaran Harris yang ambisius untuk infrastruktur dan lingkungan berpotensi melemahkan posisi fiskal AS dan menyebabkan melemahnya nilai tukar dolar.

Pada saat yang sama, Trump secara eksplisit menyatakan bahwa ia ingin mempertahankan dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Namun, sikapnya yang condong ke arah proteksionisme dapat merugikan perdagangan global dan mendorong negara-negara lain untuk mencari alternatif selain dolar AS.

Jika Kamala Harris Menang
Pemerintahan Harris mungkin akan memprioritaskan peningkatan pengeluaran pemerintah untuk program-program sosial, perawatan kesehatan, dan infrastruktur. Pengeluaran semacam itu memang dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membuat defisit anggaran bertambah, yang mengharuskan peningkatan pinjaman dan mungkin memberikan tekanan pada dolar.

Jika Harris menerapkan pajak yang lebih tinggi pada perusahaan dan orang kaya serta memperkenalkan peraturan baru, ini dapat menyebabkan berkurangnya keuntungan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Hal ini dapat melemahkan kepercayaan investor pada perekonomian AS, yang menyebabkan depresiasi dolar karena investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi di tempat lain.

Secara umum, pasar memandang kemenangan Harris akan bearish untuk dolar AS.

Jika Donald Trump menang

Selama pemerintahan sebelumnya, Trump menerapkan tarif dan menegosiasikan kembali kesepakatan perdagangan, yang memiliki efek beragam pada dolar. Fokus baru pada kebijakan proteksionis dapat memperkuat dolar dalam jangka pendek karena berkurangnya impor dan defisit perdagangan yang lebih rendah. Namun, jika ketegangan perdagangan global meningkat, ini juga dapat menyebabkan depresiasi jangka panjang.

Pendekatan Trump terhadap kebijakan fiskal biasanya melibatkan pemotongan pajak, yang dapat menyebabkan defisit anggaran yang lebih tinggi. Meskipun pemotongan pajak pada awalnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendukung dolar, defisit yang berkelanjutan pada akhirnya dapat merusak kepercayaan pada posisi fiskal AS, yang mengarah pada makin melemahnya dolar dari waktu ke waktu.

Interaksi kebijakan moneter juga tak kalah penting. "Trump secara eksplisit menyatakan bahwa ia ingin para presiden memiliki peran dalam menetapkan biaya pinjaman. Usulan ini cukup radikal menurut standar modern, yang dampaknya sangat sulit diperkirakan," ujar Kar Yong Ang.

Secara umum, pasar memandang kemenangan Trump berdampak bullish untuk dolar AS, terutama dalam jangka pendek. Namun, prospek jangka panjangnya kurang pasti.

Emas

Jika Kamala Harris menang

Kemenangan Harris dapat dianggap sebagai pergeseran ke arah kebijakan yang lebih progresif, yang dapat mencakup peningkatan regulasi dan pajak perusahaan yang lebih tinggi. Perubahan ini dapat menciptakan volatilitas di pasar saham, yang membuat para investor berbondong-bondong beralih ke emas sebagai investasi yang lebih stabil.

Selain itu, jika kebijakan Harris menyebabkan pelemahan dolar AS, maka harga emas bisa naik makin tinggi. Emas biasanya berbanding terbalik dengan dolar: ketika dolar melemah, harga emas sering kali naik.

Jika Donald Trump menang

Salah satu potensi hasil kemenangan Trump adalah dapat menyebabkan ketegangan geopolitik makin tinggi dan ketidakpastian perdagangan. Selama masa jabatan sebelumnya, pemerintahan Trump terlibat dalam perang dagang, terutama dengan Tiongkok, yang menciptakan ketidakpastian perekonomian. Karena emas dianggap sebagai aset safe-haven selama masa ketidakstabilan geopolitik, ketegangan yang meningkat dapat mendorong para investor untuk berbondong-bondong membeli emas sehingga mendorong harganya naik lebih tinggi.

Selain itu, sikap Trump terhadap kebijakan moneter dapat memengaruhi harga emas. Jika pemerintahannya menekan Fed untuk mempertahankan suku bunga rendah atau melakukan pelonggaran moneter lebih lanjut, ini dapat melemahkan dolar AS. Dolar yang lebih lemah biasanya membuat emas lebih murah bagi para investor asing, sehingga meningkatkan permintaan dan berpotensi menaikkan harga emas.

Emas siap untuk bersinar

Kar Yong Ang, mengatakan, bukan kebijakan para kandidat yang sebenarnya membuat emas bullish, melainkan fakta bahwa pemilihan umum yang sedang berlangsung inilah yang membuat emas bullish.

"Emosi memuncak, dan sebagian besar jajak pendapat menempatkan Harris dan Trump dalam persaingan ketat menuju kursi presiden. Saya pikir dampak keseluruhan pada harga emas akan bergantung pada kesiapan dan kesediaan para kandidat untuk mengakui kekalahan dan menghindari konfrontasi yang lebih luas," kata Ang.

Pada kenyataannya, banyak analis politik yang memperhatikan bahwa masyarakat Amerika menjadi makin terpolarisasi selama beberapa tahun terakhir. Akibatnya, kemenangan yang tidak meyakinkan bagi salah satu kandidat dapat memicu ketidakpuasan meluas di antara lawan-lawan mereka, yang berpotensi menyebabkan protes berskala besar.

Dalam keadaan seperti ini, emas pasti akan bersinar. Sebaliknya, jika hasil pemilihan umum mengarah pada kepercayaan dan stabilitas pasar, permintaan emas mungkin menurun karena para investor akan memindahkan uang mereka kembali ke ekuitas dan aset-aset lain yang dianggap memiliki imbal hasil yang lebih tinggi.


(rah/rah)

Sentimen: positif (100%)