Sentimen
Negatif (100%)
2 Sep 2024 : 11.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Paris

Kasus: Narkoba, pelecehan seksual

Tokoh Terkait

Terungkap Fakta Baru Penangkapan CEO Telegram Pavel Durov

2 Sep 2024 : 18.15 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelidikan terhadap bos Telegram Pavel Durov dimulai oleh unit kejahatan dunia maya di kantor kejaksaan Paris, yang dipimpin oleh Johanna Brousse yang berusia 38 tahun.

Penangkapan Durov menandai perubahan signifikan dalam cara beberapa otoritas global menangani para pemimpin teknologi yang enggan mengawasi konten ilegal di platform mereka.

Penangkapan tersebut menandakan keberanian unit kejahatan dunia maya J3, tapi di satu sisi merupakan tantangan apakah Durov dapat memperoleh hukuman berdasarkan argumen hukum yang sebagian besar belum teruji.

Dalam tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap seorang CEO perusahaan teknologi besar, jaksa berpendapat Durov memikul tanggung jawab atas dugaan pelanggaran hukum di platformnya, yang membuatnya dalam penyelidikan formal atas tuduhan kejahatan terorganisasi.

Mengutip Reuters, Senin (2/9/2024), Durov diduga terlibat dalam menjalankan platform daring yang memungkinkan gambar pelecehan seksual anak diunggah, perdagangan narkoba, dan penipuan.

Pengacara Durov mengatakan bahwa tidak masuk akal sang CEO sekaligus founder Telegram untuk dianggap bertanggung jawab atas semua hal yang dituduhkan. Ia juga menyebut Telegram mematuhi hukum Eropa.

Penyelidikan dapat berlangsung bertahun-tahun sebelum dikirim ke pengadilan atau dibatalkan. Durov dibebaskan dengan jaminan, tetapi dilarang meninggalkan Prancis.

Penyelidikan dimulai sejak awal 2024

Unit yang dipimpin Brousse mulai menyelidiki Durov awal tahun ini setelah melihat Telegram digunakan untuk berbagai dugaan kejahatan. Namun selama penyelidikan hampir tidak ada tanggapan dari Telegram terhadap permintaan pengadilan.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Liberation pada Januari, Brousse mengatakan kantornya mengawasi semakin banyak penyelidikan yang melibatkan Telegram dan aplikasi perpesanan saingannya Discord. Ia menambahkan bahwa menangani kejahatan dengan para raksasa teknologi adalah "salah satu pertempuran saya".

Jason Citron, CEO Discord, tidak menanggapi permintaan komentar.

Unit kejahatan dunia maya J3 milik Brousse merupakan yang terpenting di Prancis, dengan lisensi untuk melakukan penuntutan di seluruh negeri.

Namun, unit ini juga kecil yang terdiri dengan hanya lima jaksa, jauh di bawah 55-60 jaksa kejahatan dunia maya di Swiss, menurut laporan parlemen tahun 2022.

Dengan sumber daya yang terbatas, mereka memprioritaskan kejahatan yang paling serius untuk ditangani.


(fab/fab)

Sentimen: negatif (100%)