Sentimen
Positif (99%)
1 Sep 2024 : 22.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Paris

Kasus: Narkoba, Teroris, pelecehan seksual

Ditahan, CEO Telegram Makin Dianggap Pahlawan

1 Sep 2024 : 22.00 Views 14

Detik.com Detik.com Jenis Media: Tekno

Jakarta -

Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, menjalani proses hukum di Prancis. Pengadilan di Paris mendakwa pria berusia 39 tahun itu dengan tuduhan terlibat dalam penyebaran konten pelecehan seksual anak, serta serangkaian pelanggaran lain yang diduga terjadi pada Telegram.

Sejak diluncurkan tahun 2013, Durov mencitrakan Telegram sebagai tempat berlindung netral secara politik, bebas kendali pemerintah, dan surga kebebasan berbicara. Ia tampak abai terkait meningkatnya regulasi yang menargetkan perusahaan teknologi dan kritik platformnya dieksploitasi untuk kegiatan kriminal dan terorisme.

"Sepertinya dia melebih-lebihkan diri sendiri. Durov yakin dia punya kebebasan yang tak dicek dan terlalu penting untuk ditangkap. Prancis berpikir berbeda," kata jurnalis Rusia Nikolai Kononov yang dikutip detikINET dari Guardian.

Untuk saat ini, Durov terhindar dari penjara, dibebaskan dengan jaminan 5 juta euro, tapi diminta untuk menyerahkan paspornya. Dia diketahui memegang kewarganegaraan Prancis, Rusia, Uni Emirat Arab, dan St Kitts and Nevis.

Koleganya mengatakan Durov mendapatkan ide Telegram saat mencari cara berkomunikasi aman dengan timnya. Hal baru Telegram adalah memungkinkan grup obrolan besar. Fitur channel memungkinkan informasi disebarkan dengan cepat ke sejumlah besar pengikut dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh layanan pesan lain.

Telegram menarik berbagai macam pengguna, mulai dari blogger gaya hidup hingga pengunjuk rasa dan berperan penting dalam memicu demonstrasi di Iran, Belarus, dan Rusia. Aplikasi ini juga jadi tempat berlindung bagi para ekstremis dan penganut teori konspirasi, serta disukai para pelaku pelecehan anak, geng narkoba, dan kelompok teroris.

Seiring dengan perkembangan Telegram menjadi raksasa teknologi, Durov membangun reputasi sebagai sosok yang eksentrik. Terobsesi film The Matrix, ia berpakaian seperti karakter Neo yang diperankan Keanu Reeves.

Ia pun kerap disebut sebagai pahlawan oleh banyak pemujanya. Penahanannya di Paris malah mungkin membuatnya semakin mendapatkan dukungan. Durov mungkin akan membingkainya sebagai bab lain dalam perjuangannya untuk kebebasan berbicara, memposisikan dirinya sebagai pejuang.

"Sejak awal kariernya, Durov telah muncul lebih kuat setelah setiap serangan terhadapnya, yang semakin memperkuat citranya sebagai pahlawan anti kemapanan," kata Kononov.


(fyk/fyk)

Sentimen: positif (99.9%)