Sentimen
Positif (80%)
31 Agu 2024 : 20.30
Partai Terkait

Banyak Korban Kasus Deepfake, Setop CCTV Google 24 Jam Pakai Cara Ini

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

31 Agu 2024 : 20.30
Daftar Isi Cegah Pantauan Google Cari data soal Anda di Google

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengguna Google dihadapi dengan beberapa bahaya. Diantaranya, kasus deepfake dan pemantauan aktivitas pengguna oleh sistemnya. Google mulai bertindak soal banyaknya deepfake yang tersebar di platformnya. Terbaru, raksasa teknologi tersebut meluncurkan fitur keamanan online untuk mencegah penyebaran lebih luas.

Fitur akan memudahkan penghapusan video deepfake eksplisit dari Search. Video akan dicegah muncul dalam urutan teratas hasil penelusuran.

Setelah berhasil meminta penghapusan konten, sistem Google akan menyaring semua hasil eksplisit pada Search. Konten yang dihapus akan menyaring semua hasil yang serupa dan menghapus gambar duplikat apapun.

Manajer Produk Google Emma Higham menjelaskan konsep yang sama berhasil mengatasi gambar non-konsensual lain. Upaya dilakukan dengan tujuan membuat pengguna bisa lebih tenang soal konten video palsu.

"Perlindungan ini telah terbukti berhasil mengatasi jenis gambar non-konsensual lain, dan kami membangun kemampuan yang sama pada gambar eksplisit palsu," kata Higham, dikutip dari The Verge, Sabtu (31/8/2024).

"Upaya dirancang untuk memberikan ketenangan pikiran pada masyarakat, khususnya jika mereka khawatir dengan konten serupa yang akan bermunculan di masa depan," imbuhnya.

Upaya lain adalah menyesuaikan kueri Search. Dengan begitu akan menangani kueri berisiko lebih tinggi menampilkan konten palsu yang eksplisit lebih baik.

Dalam pembaruan sebelumnya, Google menjelaskan mengurangi paparan pada gambar eksplisit khusus mencari konten deepfake mencapai lebih dari 70%. Perusahaan juga telah berusaha membedakan konten eksplisit nyata dan palsu.

Video deepfake banyak tersebar. Dengan banyak korbannya adalah banyak tokoh dunia, termasuk presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dan wakil presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris.

Sebelumnya, beredar deepfake Joko Widodo tengah berpidato dengan bahasa Mandarin. Banyak orang yang tertipu, bahkan dari kelas terpelajar, menurut pengakuan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria.

Calon presiden AS dari Demokrat, Kamala Harris, juga kena serangan deepfake. Tersebar konten yang meniru suaranya dan seakan-akan menghina Presiden AS Joe Biden. Bahkan, deepfake tersebut turut dipopulerkan oleh miliarder Elon Musk.

Banyak pihak yang sudah menyuarakan kekhawatiran soal deepfake, terutama di masa pemilu. Pasalnya, deepfake yang berisi informasi sesat dapat menggiring opini publik, serta menyebabkan polarisasi dan intoleransi.

Cegah Pantauan Google

Namun, di sisi lain, raksasa teknologi Google ternyata juga mengawasi para penggunanya setiap waktu. Salah satu kemungkinannya adalah kemunculan konten iklan sesuai dengan preferensi pengguna.

Pelacakan Google itu dilaporkan tetap bisa dilakukan. Praktik masih berjalan meski pengguna telah mematikan riwayat lokasi pada layanan Google. Lalu bagaimana cara menghentikannya?

Anda dapat menghentikannya, berikut caranya seperti dikutip Cnet, Sabtu (31/8/2024):

1. Buka laman Google.com baik dari browser desktop atau mobile.

2. Masuk ke akun Google.

3. Masuk ke menu Manage your Google Account.

4. Berikutnya di menu Privacy & Personalization, pilih Manage your Data & Personalization.

5. Menu Activity Controls akan terlihat, selanjutnya masuk ke Manage your Activity Controls.

6. Selanjutnya akan terlihat boks Web & App Activity, geser toggle untuk mematikannya.

7. Google akan menampilkan pemberitahuan memastikan pengguna paham dengan apa yang dilakukan dengan menonaktifkan pengaturan. Pilih Pause.

Pengguna tidak akan melihat iklan dan rekomendasi yang relevan. Namun perlu ingat, data yang tersimpan tidak akan hilang.

Cara ini untuk menyimpan informasi setelah cara tersebut dilakukan. Bukan berlaku untuk data yang disimpan sebelumnya.

Cari data soal Anda di Google

Beberapa produk atau layanan Google seperti Gmail, Google Search dan ponsel Android mengumpulkan data soal Anda. Ada beberapa data yang dikumpulkan jika kamu menggunakan platform tersebut. Menurut laporan CNBC Internasional, berikut beberapa data yang dikumpulkan perusahaan.

Nama, jenis kelamin dan tanggal lahir
Nomor ponsel pribadi
pencarian di Google
Situs yang dikunjungi
Apa yang disukai pengguna mulai olahraga hingga makan-minuman kesukaan
Tempat kerja
Tempat tinggal
Video yang ditonton
Kamu bisa mengetahui data pribadi apa saja yang dikumpulkan Google. Simak caranya berikut ini:

Jenis Iklan yang Diminati

Masuk ke akun Google, lalu klik Manage Ads Settings. Cara ini untuk mengetahui topik iklan yang kamu sukai menurut Google. Di dalamnya akan tertera data seperti jenis kelamin, umur dan iklan apa yang pernah diblokir.

Tempat yang Pernah Dikunjungi

Google Locations History Page akan menunjukkan lokasi mana saja yang pernah pengguna kunjungi. Data ini tersimpan di dalam platform Google Maps.

Aktivitas Youtube

Kamu juga bisa melihat aktivitas yang dilakukan di dalam Youtube. Caranya bisa mengakses lewat fitur Search dan juga Youtube Watch.


(dce/dce)

Sentimen: positif (80%)