Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Yamaha, Ducati
Event: MotoGP
Tokoh Terkait
Rivalitasnya Dibilang Membosankan, Bagnaia-Martin Bilang Begini
Detik.com Jenis Media: Otomotif
Jakarta -
Rivalitas Francesco Bagnaia dan Jorge Martin sudah berlangsung selama dua musim terakhir. Bahkan, di saat yang sama, keduanya selalu menjadi kandidat terkuat juara MotoGP. Meski demikian, rivalitas mereka kerap dianggap membosankan!
Disitat dari Crash, Kamis (29/8), Bagnaia dan Martin hanya fokus pada kemenangan saat membalap di lintasan. Mereka tak menyajikan perlombaan yang seru dan memacu adrenalin penonton.
"Ini seperti menonton tim sepak bola papan atas di liga berlari mundur untuk bersenang-senang. Apa yang kita miliki sekarang bisa dibilang mengingatkan kita pada 'masa lalu yang indah', yang banyak dibicarakan orang, saat Rossi melawan Lorenzo di Yamaha," ujar Lewis Duncan selaku pengamat MotoGP.
"Saya ingin melihat Pecco dan Martin memiliki lebih banyak kecepatan di lintasan. Kami belum pernah melihat hal itu selama beberapa tahun terakhir. Namun, ini bukan kejuaraan yang membosankan," tambahnya.
Jorge Martin dan Francesco Bagnaia Foto: REUTERS/PABLO MORANO
Pertarungan Bagnaia dan Martin sering berjalan 'mulus' tanpa ada drama atau perselisihan. Mereka juga berteman baik dan saling bicara setelah balapan berakhir.
Padahal, rivalitas pebalap di era sebelumnya tak sedamai itu. Kita mungkin masih ingat persaingan ketat antara Valentino Rossi dengan Max Biaggi atau Marc Marquez, kemudian ada Dani pedrosa melawan Jorge Lorenzo dan Mick Doohan yang berhadapan dengan Alex Criville.
Jangankan bicara dan saling peluk, rivalitas ketat membuat mereka tak saling sapa dengan musuhnya. Kini, pemandangan tersebut tak terlihat dalam diri Bagnaia dan Martin.
Respons Bagnaia dan Martin
Martin mengatakan, rivalitas damai dan adem ayem tak lantas membuat MotoGP membosankan. Menurutnya, dia dan Bagnaia masih muda untuk berkarier lebih lama di kejuaraan tertinggi. Itulah mengapa, dia ingin menjaga hubungan baiknya dengan pebalap Italia tersebut.
"Bukan hanya tahun ini, tahun lalu juga (berteman baik dengan Bagnaia). Kita masih punya banyak tahun untuk saling bertarung. Menurutku, jika kami sudah memberikan yang terbaik, mengapa kita harus saling marah?" demikian respons Martin soal rivalitasnya dengan Bagnaia yang dianggap membosankan.
"Jika semua berjalan dengan baik di lintasan dan di luar, saya turut senang atas kemenangannya dan saya berharap hubungan kami akan tetap seperti ini sepanjang hidup," tambahnya.
Jorge Martin. Foto: REUTERS/Leonhard Foeger
Di lain sisi, Bagnaia juga merasa, rivalitas yang seru tak perlu dibumbui perselisihan atau gimik. Baginya, lebih baik saling menghormati ketimbang membenci. Sebab, arena sesungguhnya hanya di lintasan balap.
"Ketika ada rasa hormat, akan ada kedamaian di luar dan peperangan di dalam lintasan. Namun, itu juga selalu disertai rasa hormat. Kami sudah saling kenal sejak lama, dan saya tidak pernah mengerti pebalap yang bermusuhan selama kejuaraan," tutur Bagnaia.
Sikap dan prinsip yang ditunjukkan Bagnaia sangat berbeda dengan mentornya, Valentino Rossi. Pebalap Ducati asal Italia itu terlihat lebih sopan, lembut dan tak suka drama.
"Memang benar ketika Anda berjuang untuk tujuan yang sama, Anda akan sedikit mengubah hubungan (dengan pebalap lain). Namun, rasa hormat harus selalu ada dan tampaknya situasinya masih sama seperti tahun lalu, atau sejak kami masih muda," kata Bagnaia.
(sfn/dry)
Sentimen: positif (99.9%)