Sentimen
Positif (72%)
30 Agu 2024 : 21.37
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Coca Cola

Tokoh Terkait

Jurus Distributor Coca Cola (GRPM) Hadapi Cukai Minuman Manis

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Ekonomi

30 Agu 2024 : 21.37

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten distributor Coca Cola, PT Graha Prima Mentari Tbk. (GRPM) membeberkan strategi perseroan saat pemerintah akan menarik cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada 2025.

Direktur Utama Graha Prima Mentari, Agus Susanto mengakui bahwa tarif cukai minuman manis yang berlaku pada tahun depan akan berdampak terhadap kenaikan cost perseroan. Namun, GRPM telah menyiapkan strategi, salah satunya yaitu diversifikasi produk.

"Banyak cara yang sudah kami lakukan, salah satunya adalah melakukan diversifikasi produk, sehingga produk kami tidak hanya minuman, tetapi juga makanan hingga healthcare," ujar Agus dalam paparan publik, Jumat (30/8/2024).

Alhasil, menurutnya keuntungan dari diversifikasi produk itu akan mampu menutupi kenaikan biaya yang timbul akibat cukai minuman berpemanis tersebut.

Lebih lanjut dia mengatakan, prinsipal GRPM yakni Coca Cola asal Amerika Serikat (AS) itu juga telah berinovasi dengan meluncurkan berbagai produk yang rendah gula sehingga kemungkinan akan minim terkena dampak cukai minuman manis.

"Kami juga punya prinsipal yang hebat, dan pasti sudah mengantisipasi mengenai cukai gula ini, beberapa kami lihat produk Coca Cola yang zero sugar, itu salah satu upaya prinsipal kami untuk mengantisipasi cukai ini," jelasnya.

Sebagai informasi, berbagai produk minuman di bawah bendera Grup Coca Cola yakni Sprite, Fanta, Nutriboost, Pulpy Orange hingga Frestea. Selain itu, GRPM juga menjadi distributor Grup Kino dengan produk-produknya yaitu Larutan Cap Kaki Tiga, hingga Cincau Cap Panda.

Sejalan dengan strategi tersebut, Agus mengatakan perseroan membidik kenaikan kinerja hingga 50% dibandingkan capaian pada 2023. GRPM memacu kinerja pada 2024 setelah merampungkan akuisisi terhadap mayoritas saham PT Tri Usaha Jaya.

"Prediksi kami minimal revenue kami bisa di angka Rp560 miliar, sedangkan net profit margin diharapkan sekitar Rp5,5 miliar. Target kami minimum naik 50%," pungkas Agus.

Menilik kinerja keuangan terbaru, perusahaan membukukan pertumbuhan penjualan 106,96% year-on-year (YoY) menjadi Rp370,7 miliar pada semester I/2024 dari Rp179,1 miliar pada semester I/2023.

Pada saat yang sama, GRPM juga mencatatkan kenaikan catatan laba bruto dan laba bersih masing-masing 191,67% dan 163,64%. Hingga akhir Juni 2024, total aset perseroan tercatat senilai Rp181,3 miliar dengan total ekuitas Rp86,9 miliar.

Sentimen: positif (72.7%)