Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Grup Musik: APRIL
Tokoh Terkait
Bukan Kebetulan Gereja Katedral Jakarta Berdampingan dengan Masjid Istiqlal
Beritasatu.com Jenis Media: Nasional
Jakarta, Beritasatu.com - Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menjelaskan alasan Gereja Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal berada dalam lokasi yang berdampingan. Kedua tempat ibadah ini akan menjadi dua lokasi yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Indonesia pada 3-6 September 2024.
Menurut Kardinal Suharyo, keberadaan Gereja Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal yang berdampingan merupakan simbol cita-cita bangsa Indonesia untuk hidup dalam harmoni. Sejarah pendirian Masjid Istiqlal sangat erat dengan gagasan pendiri bangsa, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
"Saat itu, Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta berdiskusi mengenai lokasi pembangunan masjid negara. Mohammad Hatta mengusulkan lokasi yang sudah berpenduduk agar masjid tersebut dapat ramai dikunjungi. Namun, Presiden Soekarno memiliki pandangan berbeda. Ia memilih lokasi yang saat itu masih kosong dengan alasan agar Masjid Istiqlal dapat berdampingan dengan Gereja Katedral," jelas Kardinal Suharyo dalam konferensi pers di gedung KWI, Rabu (28/8/2024).
Gereja Katedral Jakarta yang bernama resmi Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga diresmikan pada 21 April 1901 oleh Vikaris Apostolik Jakarta Mgr Edmundus Sybradus Luypen SJ. Sementara itu, Masjid Istiqlal yang juga masjid terbesar di Asia Tenggara dibangun pada 24 Agustus 1961 dan rampung pada 12 Februari 1978.
Lokasi Gereja Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal yang berdampingan juga menjadi simbol kehidupan harmonis di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Antonius Subianto Bunjamin (kiri), Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo (tengah), Ketua Panitia Pelaksana Panitia Kunjungan Bapa Suci Fransiskus Ignasius Jonan (kanan) dalam konferensi pers di gedung KWI, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024. - (Beritasatu.com/Thomas Rizal)
"Ini bukan kebetulan tetapi ditentukan dipilih dengan sadar karena secara simbolik. Ini menandakan kehidupan harmonis yang dan cita-cita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Kardinal Suharyo.
Ditambahkan Suharyo, Paus Fransiskus telah lama mendengar kisah ini. Kunjungannya ke dua lokasi tempat ibadah yang berdampingan itu sebagai bentuk ingin menghargai upaya bangsa Indonesia dalam memelihara persaudaraan antaragama.
"Vatikan sangat mengapresiasi kerukunan antarumat beragama di Indonesia dan bahkan ingin belajar banyak mengenai Islam di Indonesia. Oleh karena itu, pemimpin-pemimpin Islam Indonesia sering diundang ke Vatikan untuk berbicara mengenai Islam yang damai dan toleran di Indonesia, yang berbeda dengan negara-negara lain, seperti Pakistan atau Timur Tengah," tambahnya.
Kardinal Suharyo juga menegaskan dialog dan hubungan baik antaragama yang telah terjalin di Indonesia diharapkan dapat terus dipelihara dan diperkuat. Paus Fransiskus berkomitmen untuk mendorong persaudaraan dan kerukunan ini agar semakin berkembang.
"Dialog dan relasi hubungan baik antarumat beragama seperti itulah yang ingin di hargai dengan kehadiran beliau," kata Kardinal Suharyo.
Sentimen: positif (99.2%)