Pemerintah hingga Ekonom Bicara Peluang Indonesia sebagai Pusat Kripto Asia
Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia dinilai memiliki potensi menjadi pusat kripto di Asia atau Asian Crypto Hub. Hal ini karena Indonesia memiliki sumber daya manusia yang mendukung. Di sisi lain, pemerintah juga menyampaikan telah menyiapkan berbagai ekosistem pendukung.
Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengungkapkan, Indonesia memiliki 51% generasi muda yang memiliki kemampuan adaptasi dengan internet cukup kuat. Menurutnya, hal ini menjadi potensi sekaligus peluang untuk Indonesia berkembang sebagai pusat kripto.
"Nah, bisa kita bilang harusnya Indonesia jadi sentral untuk pengembangan dari aset kripto," ujar Nailul, saat ditemui di acara Jakarta Globe Presents Economic Perspective 2025, yang digelar oleh B-Universe, di Hotel Mulia Jakarta, Senin (26/8/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Kasan mengatakan, pihaknya selaku regulator industri kripto telah mempersiapkan ekosistem yang mendukung agar Indonesia dapat menjadi pusat kripto di Asia.
"Jadi kita di Bappebti yang saat ini menjadi regulator untuk industri kripto sudah mempersiapkan satu kaitan dengan ekosistemnya. Jadi kita sudah ada bursanya, ada kliringnya, ada depositoringnya," ujar Kasan.
Selain itu, lanjut Kasan, pihaknya juga terus menyiapkan dan menyeleksi pedagang pasar kripto pilihan yang aman dan dapat dipercaya oleh investor. Dia berujar, dari 35 perusahaan, pihaknya telah memilih 2 perusahaan sebagai pedagang resmi, 16 perusahaan calon pedagang resmi dan sisanya masih dalam proses.
Kemudian, Kasan mengungkapkan, potensi ini semakin didukung oleh fakta bahwa nilai transaksi kripto selama semester I 2024 telah mencapai Rp 344 triliun atau meningkat dua hingga tiga kali lipat dibandingkan nilai transaksi pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Jadi ini satu potensi yang terus bergerak dan ini bagian dari siklus dari kripto yang kita atur saat ini," pungkasnya.
Di samping itu, Kasan menuturkan, pihaknya juga tengah mengatur agar iklim bisnis bagi industri kripto dapat memberikan perlindungan maksimal bagi calon konsumen, investor atau nasabah kripto.
"Makanya kita terus melakukan literasi kaitan dengan kripto ini, sehingga jangan sampai ada hal-hal yang kemudian timbul di luar yang sudah kita atur. Jadi untuk masyarakat, bagi yang mereka ingin coba masuk, berinvestasi, hal yang pertama adalah harus pahami betul apa ini industri kripto. Bappebti juga ada informasi sumbernya. Tolong cek legalitas pedagang atau jenis koin yang Bappebti akui," paparnya.
Menurut Kasan, peluang Indonesia menjadi pusat kripto Asia ini juga akan berpotensi baik bagi perekonomian dalam negeri. Dia menilai, Indonesia bisa menarik transaksi perdagangan kripto di luar negeri untuk beralih ke Indonesia.
"Semisal kita jadi pusat, orang yang sekarang transaksi kripto di luar Indonesia masih jauh banyak. Kita adalah satu negara yang sudah punya aturan ekosistem kripto, di dunia belum ada yang seperti Indonesia. Kita berharap ini akan menarik transaksi-transaksi di luar Indonesia, kemudian ikut di dalam regulasinya kita," paparnya.
Apabila hal tersebut terjadi, Kasan menuturkan, akan terjadi capital in flow yang meningkat size transaksi kripto di Indonesia, sehingga kemudian meningkatkan industri kripto di Indonesia secara keseluruhan.
"Orang Indonesia yang bertransaksi kripto di luar Indonesia Itu kan cukup banyak. Nah itu tugas kami dengan teman-teman pedagang atau bursa atau kliring, bagaimana kita bisa memperbesar industri ini, dengan cara selain menarik dari calon-calon yang ada di Indonesia, tapi juga menarik transaksi yang di luar," tukasnya.
Sentimen: positif (97%)