Sentimen
Negatif (99%)
28 Agu 2024 : 05.14
Informasi Tambahan

Grup Musik: IZ*ONE

Kab/Kota: New York, Moskow, Washington

Tokoh Terkait

Putin Ngamuk, Rusia Ancam AS Perang Dunia 3

28 Agu 2024 : 05.14 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi perang Rusia dan Ukraina terjadi saat ini. Invasi mendadak Ukraina ke dalam wilayah Rusia, Kursk, sejak 6 Agustus hingga kini, akhirnya dibalas pemerintahan Presiden Vladimir Putin.

Sejak akhir pekan lalu Rusia 'ngamuk' menembakkan serangan gila-gilaan ke dalam wilayah Ukraina. Di Senin, 100 lebih rudal dan 100 lebih drone ditembak ke negeri Presiden Vladimyr Zelensky, disusul 'hujan' roket terbaru di Selasa kemarin.

Rusia juga memberikan ancaman terbaru menunjuk kemungkinan perang dunia ketiga (PD 3) Selasa. Izin Barat ke Ukraina untuk memakai senjatanya menyerang ke dalam Rusia bisa menyebabkan PD 3 terjadi dan meluas, tak hanya di daratan Eropa.

"Kami kini menegaskan sekali lagi bahwa bermain api, seperti anak kecil yang bermain korek api, adalah hal yang sangat berbahaya bagi 'paman dan bibi dewasa' yang dipercayakan dengan senjata nuklir," ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Selasa dikutip Reuters Rabu (28/8/2024).

"Orang Amerika dengan tegas mengaitkan pembicaraan tentang PD 3 sebagai sesuatu yang, ... jika itu terjadi, akan memengaruhi Eropa secara eksklusif," tambah pria yang sudah menjadi Menlu Putin selama 20 tahun itu.

Lavrov pun memperjelas doktrin nuklir negaranya. Perlu diketahui doktrin nuklir Rusia dibuat tahun 2020 dan menetapkan kapan presidennya akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir.

Secara umum ini merupakan respons terhadap serangan yang menggunakan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya ke Rusia. Tapi bisa juga ini pun menjadi respons penggunaan senjata konvensional oleh musuh yang membuat keberadaan negara Rusia terancam.

Ancaman PD 3 memang selalu diutarakan Rusia. Ini pun dicemooh Ukraina.

Zelenskiy mengatakan awal bulan ini bahwa serangan terhadap wilayah Kursk Rusia menunjukkan bahwa ancaman pembalasan Kremlin hanyalah gertakan. Ia pun mendesak sekutu untuk lebih berani dalam keputusan mereka tentang cara membantu Kyiv dalam perang.

Rusia telah mengatakan bahwa persenjataan Barat, termasuk tank Inggris dan sistem roket AS, telah digunakan oleh Ukraina di Kursk. Kyiv telah mengonfirmasi penggunaan rudal HIMARS AS untuk menghancurkan jembatan di Kursk.

Washington mengatakan tidak diberitahu tentang rencana Ukraina sebelum serangan mendadak ke Kursk. AS juga mengatakan tidak mengambil bagian dalam operasi tersebut.

Kepala intelijen luar negeri Putin, Sergei Naryshkin, mengatakan pada hari Selasa bahwa Moskow tidak percaya pernyataan Barat bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan serangan Kursk. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan keterlibatan Amerika Serikat adalah "fakta yang jelas".

Di sisi lain, The New York Times, melaporkan bahwa AS dan Inggris memberi Ukraina citra satelit dan informasi lain tentang wilayah Kursk beberapa hari setelah serangan Ukraina. The Times mengatakan bahwa intelijen tersebut ditujukan untuk membantu Ukraina melacak bala bantuan Rusia dengan lebih baik.

Jet Tempur F-16 AS

Sementara kemarin, Zelensky mengumumkan pada Selasa bahwa militer Ukraina telah menggunakan jet tempur F-16 yang dipasok oleh negara-negara Barat untuk menembak jatuh drone dan rudal yang diluncurkan Rusia dalam serangan terbaru. Zelensky sebelumnya telah mengumumkan bahwa Ukraina menerima batch pertama jet tempur F-16 yang dijanjikan oleh negara-negara Barat, meskipun ia tidak memerinci jumlah yang telah diterima.

"Kami sudah menghancurkan beberapa rudal dan drone menggunakan F-16," kata Zelensky dalam konferensi pers di Kyiv, dilansir AFP.

Zelensky menegaskan bahwa negaranya masih membutuhkan lebih banyak jet tempur tersebut untuk melawan agresi Rusia. Ia juga mengingatkan bahwa Ukraina membutuhkan setidaknya 120 unit F-16 untuk mencapai "paritas" dengan Rusia.

Selain itu, Zelensky juga mengumumkan keberhasilan uji coba rudal balistik pertama buatan dalam negeri. Ukraina mengklaim tengah berupaya mengembangkan industri senjatanya sendiri dan mendorong produksi militer di dalam negeri.

"Uji coba rudal balistik pertama Ukraina telah berjalan positif. Saya mengucapkan selamat kepada industri pertahanan kita atas keberhasilan ini," tambahnya.


(sef/sef)

Sentimen: negatif (99.2%)