Sentimen
Positif (100%)
26 Agu 2024 : 16.31
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Institusi: Universitas Brawijaya

Kab/Kota: Surabaya

Kasus: covid-19

FFPM 2024 Membahas Peningkatan Ketahanan Industri Migas Nasional di Tengah Meningkatnya Persaingan

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

26 Agu 2024 : 16.31

Surabaya, Beritasatu.com - Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI) bersama dengan SKK Migas kembali menyelenggarakan Forum Fasilitas Produksi Migas (FFPM) di Hotel The Westin Surabaya pada, 26-28 Agustus 2024.  Dengan mengangkat tema “Meningkatkan Ketahanan Industri Migas Nasional di Tengah Meningkatnya Persaingan”.  

FFPM 2024 diawali dengan rangkaian acara pre event Fun Walk dan Golf yang diadakan pada  hari Minggu 25 Agustus 2024 dan dilanjutkan acara utama pada hari senin 26 Agustus 2025. Acara dibuka oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia diwakili oleh Ketua LEMIGAS Mustafid Gunawan Pelaksana Tugas (Plt ) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, diwakili oleh Ariful Bhuana selaku PLH Kepala Dinas ESDM Jawa Timur, Ketua SKK Migas Bapak Dr Dwi Soetjipto diwakili oleh Bapak Wahju Wibowo selaku Deputi Eksploitasi SKK Migas dan Ketua IAFMI Dr. Taufik Aditiyawarman yang juga merupakan Direktur Utama PT Kilang Pertamina International. 

Adapun tokoh internasional, nasional ataupun daerah lainnya yang hadir dalam acara pembukaan ini adalah Para Pimpinan Perusahaan Hulu (KKKS) dan Hilir Migas, Para Pimpinan Perusahaan Jasa Penunjang Migas, Asosiasi seperti IAGI, HAGI, IATMI dan PERHAPI.

Ketua panitia, Gede Pramono, menyampaikan bahwa FFPM 2024 mendapat dukungan besar dari berbagai pihak dengan didukung oleh 44 Sponsor, 13 Exhibitors, 35 Booth, serta  dihadiri hampir 1.000 Professional dengan berbagai latar belakang keahlian, yang merupakan perwakilan dari perusahaan Minyak dan Gas beserta perusahaan pendukungnya baik Internasional ataupun Nasional.

Untuk meningkatkan peran aktif IAFMI dalam mendukung pengembangan sumberdaya manusia serta peningkatan teknologi yang unggul guna  menjaga daya saing Industri Minyak dan Gas Nasional baik langsung dan tidak langsung, IAFMI  melakukan penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama dengan beberapa pihak yaitu dengan Universitas Brawijaya bersepakat untuk berkolaborasi dalam pengembangan bidang Pendidikan & Penelitian; dengan PT Surveyor Indonesia  terkait dengan kolaborasi dalam bidang  Survey, Inspection, Verification, Monitoring, serta Jasa Konsultansi di sektor Energi, Minyak dan Gas.

IAFMI juga melakukan penandatanganan kesepakatan dengan “Business Research and Education Support Center of Korea Maritime & Ocean University” dalam bidang pengembangan lapangan energi minyak dan gas.

Ketua LEMIGAS Mustafid Gunawan mewakili Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, mengharapkan forum ini dapat menjadi wadah merumuskan langkah-langkah konkret dan strategi yang efektif untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan kehandalan produksi migas nasional. Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan fasilitas produksi Indonesia diantaranya lebih dari 60 persen fasilitas migas Indonesia berusia lebih dari 20 tahun atau sudah masuk ke kategori aging facilities, yang mana kondisi tersebut sangat rentan terhadap kegagalan operasi dan unplanned shutdown. Peningkatan investasi untuk perbaikan ataupun penggantian terhadap fasilitas/peralatan yang sudah sering mengalami kendala teknis perlu dilakukan.

Dalam sambutannya Dr Taufik Aditiyawarman, menyampaikan bahwa tema FFPM 2024 sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks serta meningkatnya kebutuhan energi dan volatilitas harga minyak serta gas bumi, setiap negara harus secara proaktif memastikan pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri dan meningkatkan ketahanan energi. 

IAFMI bersama dengan SKK Migas kembali menyelenggarakan Forum Fasilitas Produksi Migas di Hotel The Westin Surabaya pada, 26-28 Agustus 2024. Dengan mengangkat tema “Meningkatkan Ketahanan Industri Migas Nasional di Tengah Meningkatnya Persaingan”. - (IAFMI/Istimewa)

Dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini, sinergi dan kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan menjadi sangat penting. Perlu dirumuskan strategi yang efektif untuk menjawab kebutuhan industri migas. Kecepatan dan ketepatan dalam merumuskan dan menerapkan strategi ini sangat krusial. Time is of the essence waktu sangat berharga, dan ketahanan energi nasional kita bergantung pada kemampuan kita untuk bergerak dengan cepat dan efektif.

Pengembangan mega proyek dan temuan Cadangan baru memerlukan dukungan dari penyedia barang dan jasa yang mampu mengelola dan melaksanakan mega proyek secara aman dan berkelanjutan bagi lingkungan. Khususnya bagi Indonesia, hal ini menjadi suatu tantangan bagi Industri Penunjang Migas, baik dari sisi kapasitas dalam negeri maupun kualitas dan kompetensi yang dimiliki.

Selanjutnya, Deputy for Exploitation of SKK Migas, Wahju Wibowo dalam sambutannya menyampaikan dinamika dan tantangan Industri Migas Global setelah pandemi COVID-19, Pada tahun 2023. Pertumbuhan ekonomi dunia mencapai 3,1 perseb, dengan proyeksi yang lebih optimis untuk tahun 2024. Namun, pemulihan ini diwarnai oleh tantangan geopolitik yang signifikan. Konflik seperti Rusia-Ukraina, ketegangan Israel-Palestina, serta perang dagang China-AS, semuanya memberikan tekanan pada stabilitas ekonomi dan energi global. Isu perubahan iklim dan trilemma energi—yang mencakup keamanan, keterjangkauan, dan keberlanjutan—semakin mendesak dan perlu diantisipasi. 

Di tengah transisi energi ini, adanya peluang yaitu  peningkatan permintaan/kapasitas terhadap gas (sebagai agen energi transisi) serta teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). 

Capaian investasi hulu migas Indonesia meningkat cukup signifikan, dalam 2 tahun terakhir (2022 & 2023) meningkat sebesar 13 persen dan 17 persen dibanding tahun sebelumnya dan ini jauh lebih tinggi dari rata-rata global dan estimasi dalam LTP. Namun untuk capaian produksi untuk tahun 2024 masih tertinggal dari target produksi minyak LTP sebesar 709.000 BOPD. Produksi baru mencapai 579.000 BOPD, artinya terdapat kekurangan sebesar 130.000 BOPD yang perlu diatasi atau carikan solusi. Sedangkan untuk gas, target LTP untuk tahun 2024 adalah 6.736 MMSCFD, tetapi produksi saat ini hanya mencapai 5.334 MMSCFD, mengakibatkan selisih sebesar 1.402 MMSCFD yang masih perlu dikejar.

Tidak tercapainya produksi sudah tereskalasi menjadi concern nasional. Ini menjadi tantangan bersama yang harus dihadapi. Dibutuhkan  komitmen yang kuat terhadap perencanaan dan eksekusi. Tantangan-tantangan seperti waktu pengerjaan proyek yang bersamaan, tingginya harga material, keterbatasan kapasitas fabrikasi, serta kekurangan tenaga kerja dan kapal support menjadi faktor-faktor yang harus kita atasi dengan serius.

Selain itu, Deputy for Exploitation of SKK Migas, Wahju Wibowo mengajak para pihak untuk menghadapi tantangan ini dengan:

• Memiliki Sense of Urgency and Sense of Crisis: Kita harus bertindak dengan kesadaran mendalam mengenai urgensi situasi dan dampak dari setiap keputusan yang kita ambil.

• Inovatif dan Berorientasi pada Hasil: Kita perlu mengadopsi pendekatan yang inovatif dan fokus pada pencapaian hasil yang konkret.

• Kolaboratif: Kolaborasi yang erat antara semua pemangku kepentingan merupakan kunci untuk mencapai solusi yang efektif.

Pada Hari pertama setelah pembukaan dilanjutkan Sesi Panel Diskusi dengan tema diskusi pertama “ENHANCING NATIONAL ENERGY RESILIENCE: PIVOTAL ROLE OF OIL AND GAS INDUSTRY” yang disampaikan oleh Sora Lokita, Assistant Deputy Coordinating Minister for Maritime Sovereignty and Energy, Wahju Wibowo Deputy for Exploitation of SKK Migas, dan Salyadi Saputra Director of Strategy, Portfolio & New Ventures of PT Pertamina (Persero).

Kemudian diskusi panel ke 2 dengan judul pembahasan “GLOBAL PROJECT LANDSCAPE AND ACCELERATION OF NATIONAL COMPETITIVE READINESS” disampaikan oleh Mr. Yuzaini Bin Md Yusof President of Petronas Indonesia, Benny H Sidik – VP Production & Project of Pertamina Hulu Energi , Mr. Manoj Prabhakar Director of IPA Asia Pacific serta Juan Carlos– Operations Deputy Director Eni Indonesia

Diskusi Panel ke 3 mengambil tema “OPERATIONAL EXCELLENCE AND EFFICIENCY IMPROVEMENT FOR OIL AND GAS SUSTAINABILITY” disampaikan oleh Mr. Andy Collins BP Indonesia, Taufik Aditiyawarman, President Director of Kilang Pertamina Internasional dan Achmad Khoiruddin, President Director & CEO Badak LNG.

Untuk informasi lengkapnya silakan kunjungi https://iafmi.or.id/ dan https://ffpm-iafmi.com.

Sentimen: positif (100%)