Sentimen
Positif (61%)
26 Agu 2024 : 12.35
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Tesla

Kab/Kota: Shanghai, Beijing

Belajar dari Tesla, China Kini Jauh Lebih Maju dari Amerika

26 Agu 2024 : 12.35 Views 11

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNBC Indonesia - China saat ini sudah mendominasi pasar kendaraan listrik (EV). Tak cukup sampai di situ, China juga makin kencang melawan Tesla dari Amerika Serikat (AS) dalam perlombaan mengembangkan robot manusia (humanoid) berbasis baterai.

Humanoid baterai itu ditargetkan bisa menggantikan manusia dalam proses perakitan EV, dikutip dari Reuters, Senin (26/8/2024).

Dalam Kongerensi Robot Dunia di Beijing, puluhan perusahaan China memamerkan humanoid yang dirancang untuk bekerja di pabrik dan gudang.

Bahkan, ditampilkan pula beberapa komponen tertentu yang dikembangkan China untuk membuat humanoid.

Strategi China mengembangkan industri humanoid dengan cepat meminjam formula pengembangan industri EV dalam satu dekade terakhir.

Mulai dari dukungan penuh pemerintah, persaingan harga yang kompetitif, hingga pengembangan rantai pasokan komponen yang mumpuni.

"Industri robot humanoid China memperlihatkan keuntungan yang jelas dari integrasi rantai pasokan dengan kapabilitas produksi," kata analis LeadLeo Research Institute, Arjen Rao.

Upaya pengembangan robot di China dibekingi kebijakan pemerintahan Xi Jinping untuk membangun kekuatan produktif baru berbasis teknologi.

Pada Januari lalu, Beijing meluncurkan pendanaan senilai US$ 1,4 miliar untuk pengembangan robot. Sementara Shanghai mengumumkan rencana pendanaan pemerintah senilai US$ 1.4 miliar pada Juli lalu.

Goldman Sachs memprediksi pada Januari lalu bahwa pasar global robot humanoid akan menyentuh angka US$ 38 miiar pada 2034 mendatang, dengan pengapalan 1,4 juta robot humanioid untuk konsumen dan industri.

"Ada banyak ruang untuk memangkas biaya," kata Hu Debo, CEO Shanghai Kepler Exploration Robotics. Perusahaan itu didirikan tahun lalu dan terinsporasi dari robot humanoid Tesla, Optimus.

"China unggul dalam kecepatan dan produksi," ujarnya.

Perusahaan Hu sedang mengembangkan robot pekerja versi kelima untuk pabrik. Ia menargetkan harga jualnya kurang dari US$ 30.000.

Belajar dari Tesla

Ketika Tesla membuka pabrik di Shanghai pada 2019, pemerintah China mengungkapkan harapan agar pionir EV tersebut bisa membuat 'catfish effect', yakni sebagai pendorong industri lokal agar bisa mengembangkan produk lebih baik.

Hu mengatakan, efek yang sama terjadi dari robot Optimus Tesla.

Tesla pertama kali memperkenalkan Optimus pada 2021. Sang CEO Elon Musk mengatakan industri robot akan tumbuh lebih signifikan ketimbang EV secara bertahap.

Tesla menggunakan pendekatan AI untuk Optimus. Para analis mengatakan Tesla memang menginisiasi AI untuk robot, namun China memiliki kemampuan dalam memangkas harga produksi.

Pada konferensi di Beijing, Tesla memamerkan Optimus di samping produk Cybertruck-nya. Bentuknya masih kaku seperti manekin.

Optimus tampak jauh tertinggal ketimbang humanoid buatan China yang bisa melambaikan tangan, jalan, bahkan menggaruk kepala.

Dalam pernyataannya, Tesla mengatakan akan melangkah lebih maju dengan Optimus. Tak hanya sebagai prototipe, tetapi produksinya bakal dimulai tahun depan dalam skala kecil.


(fab/fab)

Sentimen: positif (61.5%)