Sentimen
Negatif (88%)
24 Mei 2024 : 17.43
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kab/Kota: Jember

Tokoh Terkait

Bawaslu Jember Waspadai Kerawanan di Kawasan Kota dan Perbatasan

25 Mei 2024 : 00.43 Views 1

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Jember (beritajatim.com) – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Jember, Jawa Timur, mewaspadai kerawanan politik di kawasan perkotaan dan perbatasan dalam pemilihan kepala daerah tahun ini.

“Dua dari tiga kecamatan di kota masih menimbulkan residu. Nanti kami coba meminimalisir hal itu,” kata Ketua Bawaslu Jember Sanda Aditya, sebelum acara pelantikan 93 anggota panitia pengawas kecamatan, di Hotel Fortuna Grande, Jumat (24/5/2024).

Partisipasi pemilih di kawasan kota diperkirakan lebih tinggi. “Apalagi domisili calon dan rumah-rumah pemenangan pasti ada di daerah kota,” kata Sanda.

Daerah perbatasan seperti Kecamatan Sumberbaru, Jelbuk, Sukowono, dan Silo juga diwaspadai. “Pemilihan bupati kali ini bersamaan dengan pemilihan gubernur,” kata Sanda.

Bawaslu mewaspadai pergeseran pemilih di Silo, Sukowono, dan Jelbuk. “Kalau Sumberbaru ada kasus ketika pemilu kemarin,” kata Sanda.

Kecamatan Sumberbaru sempat menjadi sentrum sengketa pemilu legislatif, karena terjadi dugaan pergeseran suara yang merugikan partai politik tertentu.

Sementara itu di Kecamatan Tempurejo dan Silo, persoalan yang berpotensi rawan adalah logistik. “Musim belum menentu. Kami harus melihat musim untuk pengiriman logistik,” kata Sanda.

Selain daerah perbatasan dan perkotaan, Bawaslu Jember mewaspadai praktik politik uang. Sanda mengingatkan kasus politik uang di Sumberbaru pada pilkada empat tahun lalu.

“Kami mengimbau masyarakat untuk bijak. Meskipun nanti fanatik kepada pasangan calon, boleh teman-teman melakukan kampanye tapi jangan sampai hoaks dan money politics dijadikan alat untuk.proses pemenangan,” kata Sanda.

Bawaslu memiliki program Kampung Anti Politik Uang. “Nanti kami akan galakkan lagi daerah-daerah percontohan. Kemudian untuk sosialisasi, kami menyasar Generasi Z,” kata Sanda.

“Kami ada program Bawaslu Goes to School. Kami ingin proses pengawasan tidak hanya melibatkan yang tua-tua, tapi juga anak-anak muda punya peran terhadap proses pengawasan pemilihan,” kata Sanda. [wir/beq]

Sentimen: negatif (88.9%)