Sentimen
Negatif (100%)
24 Agu 2024 : 06.38
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok

Kasus: pembunuhan

Tokoh Terkait

Harga Minyak Naik, tetapi secara Mingguan Melemah karena Permintaan Tiongkok

24 Agu 2024 : 06.38 Views 4

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak naik pada Jumat (23/8/2204) atau Sabtu (24/8/2024) WIB karena Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan pemangkasan suku bunga segera dilakukan. Namun, harga minyak turun secara mingguan karena melambatnya permintaan di Tiongkok.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) acuan AS kontrak Oktober naik US$ 1,82 (2,49%) mencapai US$ 74,83 per barel. Sejak awal tahun hingga kini, minyak mentah AS telah menguat 4,4%. Sementara, minyak Brent acuan global kontrak Oktober naik US$ 1,80 (2,33%) mencapai US$ 79,02 per barel.

Namun, harga minyak masih turun selama seminggu ini, dengan patokan AS turun 2,4% dan Brent turun tipis 0,83%.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan telah tiba saatnya kebijakan disesuaikan karena inflasi turun signifikan. Suku bunga lebih rendah biasanya merangsang pertumbuhan ekonomi, sehingga meningkatkan permintaan minyak.

Para trader sebagian besar mengabaikan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan mengadopsi sentimen yang semakin bearish, karena permintaan minyak di Tiongkok melambat akibat penjualan kendaraan listrik dan tertekannya ekonomi.

“Satu hal yang benar-benar tidak menjadi faktor pada harga minyak saat ini adalah risiko geopolitik,” kata Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets Helima Croft, dilansir CNBC International.

Para trader berspekulasi selama berminggu-minggu bahwa Iran akan membalas Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas di Teheran, yang menimbulkan kekhawatiran perang meluas sehingga mengganggu pasokan. Namun, serangan belum terjadi.

“Pasar kembali fokus pada kekhawatiran permintaan Tiongkok sehingga membebani pasar,” kata Croft.

Sentimen: negatif (100%)