Sentimen
Negatif (66%)
22 Agu 2024 : 09.10
Informasi Tambahan

Institusi: ITB

Kab/Kota: bandung

Tokoh Terkait

Ada Ketentuan Batas Aman, Ternyata Begini Cara Pakar Mengukur Kadar BPA

Detik.com Detik.com Jenis Media: Kesehatan

22 Agu 2024 : 09.10
Jakarta -

Hingga takaran tertentu, Bisphenol A atau BPA tidak memberikan dampak signifikan bagi kesehatan. Karena itu pula, ada regulasi yang mengatur batas aman migrasi senyawa tersebut dari wadah makanan atau minuman.

Tapi, pernahkah terpikir bagaimana para ahli mengukur kadar kontaminasi BPA?

Sebelumnya, yuk kenali dulu apa itu BPA. Pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Ir Akhmad Zainal Abidin, PhD, BPA merupakan bahan baku dalam pembuatan plastik polikarbonat dan resin epoksi.

Dalam keseharian, plastik polikarbonat (PC) banyak dimanfaatkan sebagai pengemas makanan dan minuman karena dinilai memiliki daya tahan yang baik sehingga tahan pencucian dan bisa dipakai ulang. Sedangkan resin epoksi, antara lain dipakai sebagai pelapis kemasan kaleng makanan atau minuman.

Selain itu, BPA juga dimanfaatkan dalam pembuatan kertas thermal, yang dalam keseharian banyak digunakan sebagai struk belanja. Produk-produk alat kesehatan, alat olahraga, dan casing perangkat elektronik juga banyak dibuat dari BPA.

Terkait pemanfaatan BPA sebagai kemasan pangan, belakangan muncul kekhawatiran bahwa kontaminasi BPA dapat berdampak bagi kesehatan. Menurut Prof Akhmad, risiko kesehatan bisa muncul apabila terjadi migrasi BPA dari kemasan plastik ke bahan pangan yang dikemasnya.

Ahli polimer ITB, Akhmad Zainal Abidin tengah membahas fakta-fakta Bisphenol A dalam detikcom Leaders Forum. Di masyarakat, banyak kesalahpahaman tentang BPA yang perlu diluruskan. Foto: Pradita Utama/detikHealth

Namun demikian, migrasi hanya terjadi pada kondisi tertentu misalnya pemanasan tinggi di atas suhu 70 derajat celcius. Oleh karenanya, produk-produk kemasan pangan berbahan plastik polikarbonat sering disertai imbauan untuk tidak dipanaskan.

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menetapkan batas maksimal migrasi BPA pada wadah berbahan plastik polikarbonat adalah 0,6 bpj (600 mikrogram/kg). Sementara itu, The European Food Safety Authority (EFSA) menetapkan batas aman paparan BPA oleh konsumen adalah 4 mikrogram/kg berat badan/hari.

Di bawah batas tersebut, kadar BPA dianggap terlalu rendah untuk bisa memberikan dampak bagi kesehatan. Untuk mengukurnya, para ahli kimia punya banyak teknologi yang bisa digunakan.

"Dilakukan namanya kromatografi. Nanti akan keluar konsentrasi BPA-nya berapa. Alat kromatografi itu juga ada macem-macem tingkat ketelitiannya," jelas Prof Akhmad dalam diskusi detikcom Leaders Forum di Habitate, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024).

Para peserta diskusi tampak antisias menyimak pemaparan narasumber. Foto: Pradita Utama/detikHealth
(up/up)

Sentimen: negatif (66.6%)