Sentimen
Positif (61%)
21 Agu 2024 : 21.22
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Senayan

Partai Terkait

Jokowi Pakai Baju Kuning di Munas Golkar, Tanda Sudah Log In?

21 Agu 2024 : 21.22 Views 1

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Nasional

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak mengenakan kemeja kuning saat menghadiri Musyawarah Nasional alias Munas Partai Golkar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Sekadar informasi, warna kuning telah menjadi ciri khas Golkar. Jokowi belakangan ini juga sering dikaitkan-kaitkan dengan proses suksesi di partai tersebut yang memakan korban Airlangga Hartarto.

Namun demikian, alih-alih memberikan jawaban terkait alasannya memakai baju kuning, Jokowi justru bertanya kepada peserta Munas yang hadir di acara tersebut. Ia bahkan menjanjikan sepeda bagi peserta Munas yang bisa jawab.

"Mungkin ada yang bertanya kenapa saya memakai baju kuning? kenapa? ada yang bisa jawab saya beri sepeda," ujar ayah Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep tersebut.

Adapun Jokowi meminta publik untuk tidak menafsirkan yang macam-macam. Ia mengaku pakaian kuning hanya untuk menyesuaikan untuk menghormati dan menghargai Partai Golkar yang sedang menyelenggaran Munas. 

"Jangan kemana mana dulu. Menghargai hajatan besar partai golkar yang secara aklamasi sudah memiliki ketua umum yang baru bapak Bahlil Lahadalia dan sekarang menjabat sebagai menteri ESDM," jelasnya.

Bahlil Tepis Isu 

Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) Golongan Karya (Golkar) Bahlil Lahadalia menepis kabar tentang Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi Dewan Pembina. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Bahlil dalam konferensi pers yang dihelat usai ia secara resmi menjadi Ketum Partai berlambang pohon beringin tersebut pada Rabu (21/8/2024). 

“Jadi nggak ada sampai urusan pak Presiden Jokowi mau jadi dewan pembina itu sampai dengan hari ini enggak ada. Saya berdiskusi kok, jadi nggak benar itu,” jelas Bahlil. 

Terkait banyaknya orang yang berasumsi Presiden Jokowi menjadi Dewan Pembina, menurutnya hal tersebut boleh saja dan tidak dilarang karena Indonesia adalah negara demokrasi. 

“Bukan nggak mau, kalau doanya begini terus, diijabah oleh Allah kalau terjadi, ah, paten barang itu kan,” lanjutnya. 

Sentimen: positif (61.5%)