Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: New York, Moskow, Washington
Kasus: kebakaran
Tokoh Terkait
5 Update Invasi Ukraina ke Rusia: Moskow Digempur-Putin Balas Dendam
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertempuran antara Rusia dengan Ukraina terus berlangsung. Saat ini, Kyiv menyerang balik dengan menginvasi wilayah Kursk milik Rusia yang bukan masuk dalam medan pertempuran.
Rusia pun mulai menyusun sejumlah strategi untuk menghalau pasukan Ukraina dari wilayahnya.
Berikut daftar perkembangan terbaru perang Rusia-Ukraina sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (21/8/2024):
1. Putin Melawat ke 'Dewa Perang' Muslim RusiaPresiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan tak terjadwal ke Chechnya, Selasa (20/8/2024). Kunjungan ini merupakan kunjungan pertamanya dalam hampir 13 tahun ke wilayah Rusia yang mayoritas beragama Islam tersebut.
Dalam kunjungannya, Putin disambut oleh pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, sebelum kemudian mengunjungi akademi pasukan khusus dan berbicara dengan para pejuang sukarelawan yang berlatih di sana sebelum dikerahkan di Ukraina.
"Selama Rusia memiliki orang-orang seperti mereka, Rusia akan menjadi 'tak terkalahkan'," kata Putin menurut laporan oleh badan-badan negara Rusia dikutip Associated Press.
Kadyrov mengatakan dalam sebuah posting di saluran Telegram resminya bahwa lebih dari 47.000 pejuang, termasuk para sukarelawan, telah berlatih di fasilitas tersebut sejak Moskow memulai serangan ke Ukraina.
2. Ukraina Gempur MoskowUkraina menembakkan belasan drone ke Moskow, Rusia, Rabu (21/8/2024) dini hari. Serangan ini merupakan salah satu yang terbesar sejak perang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina, Februari 2022.
Hal ini pun dibenarkan Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin. Pertahanan udara Rusia melaporkan menembak jatuh setidaknya 11 drone.
"Pertahanan berlapis Moskow terhadap UAV musuh yang dibuat telah memungkinkan kami untuk berhasil menangkis semua serangan," kata Sobyanin dalam sebuah unggahan Telegram, dikutip AFP.
"Ini adalah salah satu upaya terbesar untuk menyerang Moskow dengan pesawat nirawak yang pernah ada," katanya.
Sobyanin menegaskan sejauh ini tidak ada kerusakan. Korban jiwa juga tidak dilaporkan.
Serangan drone di Moskow jarang terjadi. Namun di Mei, Rusia sempat mengumumkan bagaimana tentaranya menembak jatuh sebuah pesawat nirawak di luar ibu kota, yang memaksa pembatasan diberlakukan di dua bandara utama di kota itu selama kurang dari satu jam.
3. AS 'Ketok' Strategi Perang Nuklir Lawan China-Rusia-KorutPresiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menyetujui strategi untuk mempersiapkan kemungkinan konfrontasi nuklir terkoordinasi langsung dengan Rusia, China, dan Korea Utara (Korut). Hal ini terjadi saat hubungan Negeri Paman Sam dengan ketiga negara itu terus memanas.
Dalam laporan New York Times, kebijakan pencegahan tersebut memperhitungkan penumpukan cepat persenjataan nuklir China yang dianggap akan akan menyaingi ukuran dan keragaman persediaan AS dan Rusia selama dekade berikutnya.
"Biden menyetujui strategi yang direvisi yang disebut Panduan Penggunaan Nuklir pada bulan Maret. Namun hal ini belum dijelaskan secara jelas kepada Kongres," tulis media itu, Selasa (20/8/2024).
Washington sendiri telah beberapa kali mengisyaratkan kesediaan untuk memperluas persenjataan AS guna melawan strategi nuklir China dan Rusia baru-baru ini. Pada bulan Februari, AS memperingatkan sekutu bahwa Rusia mungkin berencana untuk menempatkan senjata nuklir ke luar angkasa.
Pada bulan Juni, Pranay Vaddi, seorang direktur senior dewan keamanan nasional, memperingatkan bahwa jika tidak ada perubahan dalam strategi nuklir oleh China dan Rusia, AS siap untuk beralih dari modernisasi senjata yang ada ke perluasan persenjataannya.
Pernyataan ini dilontarkan Vaddi ketika perjanjian pengendalian senjata nuklir utama terakhir dengan Rusia, New Start, yang menetapkan batasan senjata nuklir jarak antarbenua, berakhir pada awal 2026 tanpa ada perjanjian lanjutan. Ini ditambah lagi dengan kondisi China dan Rusia yang sudah lebih selaras secara politik dan ekonomi.
"AS memiliki strategi yang menekankan perlunya untuk menghalangi Rusia, RRC (Republik Rakyat China), dan Korut secara bersamaan," tegasnya.
4. Putin Ngamuk, 'Hujani Ukraina dengan Rudal & DroneRusia membalas dendam ke Ukraina, Selasa (20/9/2024). Di tengah-tengah serangan Ukraina ke wilayah di dalam Rusia, Kursk, militer Presiden Vladimir Putin melancarkan balas dendam besar-besaran.
Pasukan Kremlin meluncurkan serangan rudal dan pesawat nirawak (drone) dalam semalam ke sembilan wilayah Ukraina. Setidaknya ada tiga rudal balistik yang berhasil dicegah dengan 25 sampai 26 drone yang diluncurkan, merujuk pernyataan angkatan udara Kyiv.
Di wilayah timur laut Sumy, dilaporkan bagaimana serangan Rusia menghantam fasilitas energi dan menyebabkan kebakaran dahsyat. Hal ini membuat listrik padam di 72 pemukiman dengan lebih dari 18.500 pelanggan terdampak.
"Pekerja energi bergegas untuk memperbaiki kerusakan," kata pemerintah daerah di aplikasi perpesanan Telegram, dikutip Reuters, Rabu (21/8/2024).
Fasilitas energi Ukraina memang telah menjadi target pemboman hampir setiap hari selama enam bulan terakhir. Ukraina kini membeli listrik dari negara tetangganya di Uni Eropa dan melakukan pemadaman secara berkala selama jam-jam puncak konsumsi di malam hari.
Sementara itu, di wilayah Ternopil rudal Rusia juga menghantam fasilitas industri. Sebuah reservoir bahan bakar terkena serangan di mana televisi Ukraina menunjukkan kolom asap hitam besar mengepul di atas Ternopil.
"Bahan bakar dan pelumas yang terbakar telah meningkatkan kadar klorin di udara," kata wakil kepala pemerintahan daerah Ternopil, Viktor Ustenko, menghimbau masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah.
"Lebih dari 90 petugas pemadam kebakaran dilibatkan dalam upaya memadamkan api ... Situasi sepenuhnya terkendali," katanya lagi.
5. Rusia Ungkap Cawe-cawe AS di Balik Serangan ke KurskKuasa usaha AS di Moskow, Stephanie Holmes, telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Rusia. Diplomat tersebut diberi surat perintah penahanan atas keterlibatan perusahaan militer swasta (PMC) Amerika dalam penyerbuan Ukraina ke wilayah Kursk.
PMC, yang disebut Forward Observation Group, sebelumnya telah mengunggah foto anggotanya yang mengenakan perlengkapan militer dan memegang senjata di Instagram, dengan klaim bahwa mereka ikut serta dalam serangan Kyiv di wilayah perbatasan Rusia. Ketiga tentara dalam gambar tersebut terlihat mengenakan ban lengan biru, yang biasa dikenakan oleh pasukan Ukraina di medan perang.
"Bukti ini bertentangan dengan klaim pemerintahan Presiden Joe Biden bahwa AS tidak terlibat dalam serangan neo-Nazi Ukraina terhadap Rusia. Tindakan ini dengan jelas menunjukkan peran Amerika Serikat sebagai peserta langsung dalam konflik dan keterlibatannya dalam rencana jahat Volodymyr Zelensky," kata kementerian itu.
(luc/luc)
Sentimen: negatif (100%)