Ekonom Sebut Bank Indonesia Perlu Pertahankan Suku Bunga Acuan - Page 3
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melesat 114 poin pada perdagangan Selasa, (20/8/2024). Penguatan rupiah tersebut didorong harapan penurunan suku bunga bank sentral AS dan target defisit sebesar 2,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Rupiah naik 114 poin atau 0,91 persen menjadi 15.436 per dolar AS dari sebelumnya 15.550 per dolar AS pada Selasa, 20 Agustus 2024. Demikian mengutip Antara, Selasa pekan ini.
Ekonom Bank Central Asia (BCA),David Sumual menuturkan, rupiah cenderung menguat pada Selasa pekan ini didorong sentimen harapan penurunan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada September 2024. “Pasar juga menyambut positif pidato APBN yang menargetkan defisit terukur sebesar 2,5 persen PDB," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, rupiah cenderung menguat selama harapan the Fed akan turunkan suku bunga kecuali ada gejolak geopolitik dunia dan AS alami resesi yang dalam. "Selama soft landing atau pelemahan ekonomi AS moderat dan the Fed turunkan bunga bertahap,rupiah akan oke,” kata David.
Ia menambahkan, hingga akhir 2024, rupiah akan bergerak di kisaran 15.400-15.800 terhadap dolar AS.
Hal senada dikatakan Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi. Dalam paparannya, ia menyebutkan, investor juga menanti indikasi rencana the Fed untuk keputusan suku bunga berikutnya.
The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada masing-masing dari tiga pertemuan yang tersisa pada 2024. Selain itu, satu pengurangan lebih banyak dari yang diperkirakan bulan lalu, menurut mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters yang mengatakan resesi tidak mungkin terjadi.
Sentimen: negatif (86.5%)