Sentimen
Negatif (96%)
17 Agu 2024 : 11.15
Informasi Tambahan

Event: Konferensi Meja Bundar

Tokoh Terkait

Belanda Dulu Akui Kemerdekaan RI di Tanggal Ini, Bukan 17 Agustus 1945

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

17 Agu 2024 : 11.15

Jakarta, CNBC Indonesia - Semua mengetahui proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945. Namun, Belanda tidak menganggap Indonesia merdeka pada tanggal segitu, melainkan 27 Desember 1949. Butuh 60 tahun bagi Belanda untuk bisa mengakui kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Mengapa demikian?

Saat Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, Belanda menganggap itu tidak sah dan ingin kembali menguasai Indonesia. Nafsu penguasaan didasari oleh faktor ekonomi.

Selama ini ekonomi dan pembangunan Belanda tumbuh bukan pada aktivitas di negeri sendiri, melainkan pada perputaran roda kolonialisme tempat negeri Belanda berjalan di atasnya, termasuk Hindia Belanda. Nilai ekonomi Hindia Belanda sangat besar.

Tentu, jika Hindia Belanda merdeka, bisa dibayangkan betapa hancurnya Belanda. Maka, tak ingin Indonesia lepas, Belanda berniat menjajah Indonesia. Terlebih, saat itu Belanda punya legitimasi. Sebagai negara pemenang perang, dia berhak mengambilalih negeri jajahan negara kalah.

Maka, datang lah negeri kincir angin ke Indonesia di penghujung 1945. Setelahnya kedatangan tersebut memantik perang besar antara Belanda dan Indonesia. Tak ingin kembali dijajah, militer Indonesia mati-matian mempertahankan sejengkal wilayah.

Perang tersebut berakhir pada 1949 saat Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan. Poin penting KMB adalah Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia. Sayang, bukan tanggal 17 Agustus 1945, tapi 27 Desember 1949. Ini sesuai tanggal berakhirnya perjanjian KMB.

Pengakuan tersebut juga harus dibayar mahal Indonesia sebab dipaksa membayar seluruh hutang-hutang Belanda dari zaman kolonial. Hutang ini kemudian baru dibayar beberapa tahun kemudian di tengah kembang-kempisnya perekonomian Indonesia. 

Terkait revisi pengakuan kemerdekaan, sebenarnya sudah lama Belanda ingin mengakui kemerdekaan 17 Agustus 1945. Hanya saja selalu ditentang orang, khususnya kelompok veteran yang merasakan pahitnya digempur militer Indonesia. Pada 1995, misalnya, Ratu Belanda, Beatrix, dikabarkan ingin merevisi tanggal kemerdekaan Indonesia dengan cara datang langsung perayaan 17 Agustus di Istana Negara, Jakarta.

Namun, hal itu urung terjadi sebab mendapat penolakan dari para veteran perang dan Perdana Menteri Willem Cockless. Alhasil, Ratu Beatrix baru mengunjungi Indonesia beberapa hari kemudian dan itupun gagal mengakui kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Barulah revisi terjadi pada 2005, 60 tahun setelah kemerdekaan.  Kala itu, dalam pewartaan Detik.com (17 Agustus 2005), pemerintah Belanda diwakili Menteri Luar Negeri Bernard Bot datang menghadiri upacara 17 Agustus di Istana Negara. 

Kehadiran tersebut menandai pengakuan Belanda bahwa Indonesia merdeka bukan lagi tanggal 27 Desember 1949, tapi 17 Agustus 1945. Pada momen yang sama, Belanda juga menyesal sudah menjajah Indonesia, sekalipun tak meminta maaf atas kejahatan di masa silam.

"Atas nama pemerintah Belanda, saya ingin mengungkapkan penyesalan mendalam atas semua penderitaan itu. Mari kita menyongsong masa depan bersama-sama dengan penuh keyakinan," ungkap Bot.

Terkait permintaan maaf atas penjajahan, baru disampaikan Belanda 17 tahun kemudian. Pada 2023, Raja Belanda Willem-Alexander meminta maaf atas aksi kolonialisme Belanda.


(mfa/mfa)

Sentimen: negatif (96.9%)