Pengamat: Koalisi Gemuk KIM "Plus" Alarm bagi Demokrasi, Megawati Harus Turun Gunung

16 Agu 2024 : 21.04 Views 8

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Pengamat: Koalisi Gemuk KIM "Plus" Alarm bagi Demokrasi, Megawati Harus Turun Gunung Penulis JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, bergabungnya Partai Nasdem, Perindo, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke koalisi partai pendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Koalisi Indonesia Maju ( KIM ), adalah alarm bagi demokrasi . “KIM Plus itu bukan lagi wacana ketika Nasdem masuk karena partai parlemennya jadi bertambah. Sehingga, secara kuantitatif totalnya ada 60 persen kekuatan pemerintah di parlemen,” kata Agung dalam program Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV , Jumat (16/8/2024). Ditambah lagi, menurut Agung, jika dua partai parlemen lainnya yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga memutuskan bergabung mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran selama lima tahun mendatang. “Maka otomatis istilahnya koalisi gemuk itu akan semakin mengemuka dan ini sebuah alarm bagi PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) maupun bagi demokrasi kita,” ujarnya. Meskipun, Agung mengatakan, banyaknya partai politik (parpol) yang mendukung pemerintahan juga merupakan kabar baik bagi stabilitas politik secara nasional. “Ini dua sisi mata uang ya. Jadi ini kabar baik untuk stabilitas politik secara nasional tapi kabar buruk buat demokrasi kita karena semua partai merapat dan koalisi yang terbentuk sangat gemuk,” katanya. Namun, dia mengkhawatirkan koalisi yang terlalu gemuk tersebut akan lebih mengutamakan kepentingan-kepentingan elite dibandingkan aspirasi publik. Oleh karena itu, Agung menyebut, PDI-P harus tetap berada di luar pemerintahan untuk menjadi penyeimbang dan menampung serta menyampaikan aspirasi dari masyarakat “Mau enggak mau PDI-P harus bekerja dengan sangat keras ya menjalankan check and balances ,” ujar Agung. “Mau tidak mau ya partai yang tersisa, PDI-P harus menjalankan oposisi secara substantif sehingga bisa mengorganisir maupun mengorkestasi aspirasi publik yang selama ini ingin melihat sebuah alternatif wacana, alternatif kebijakan maupun hal-hal yang beda yang tidak hanya sekadar iya dan sepakat dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah,” katanya lagi. Kemudian, dalam upaya menjadi penyeimbang tersebut, Agung berpandangan bahwa peran Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI-P maupun tokoh bangsa sangat diperlukan. Menurut dia, Megawati harus turun langsung guna mengorkestrasi masukan dan pengawasan terhadap pemerintahan secara langsung. “Saya kira Bu Mega ya tadi harus turun gunung lah. Harus mulai melibatkan semua pihak termasuk ketua umum-ketua umum partai ini. Mengajak satu-satu ketemu, jangan lagi bukan Ibu Mega (yang turun). Karena kalau Ibu Mega yang turun kan beda sensasinya. Publik juga akan melihat, 'wah ini memang sedang ada kedaruratan’, seperti itu,” ujar Agung. Selain itu, Agung menyebut, peran masyarakat sangat diperlukan guna menjadi pengawas yang kritis terhadap pemerintahan karena adanya koalisi gemuk di belakang pemerintahan ke depan. “Di sisi publik juga musti lebih aktif terlibatnya dalam konteks sebagai citizen maupun netizen,” katanya. Sebagaimana diberitakan, Nasdem, Perindo, dan PPP resmi menyatakan dukungan terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran . Dukungan tersebut disampaikan para ketua umum ketiga partai usai menyambangi kediaman Presiden RI terpilih Prabowo Subianto pada Kamis, 15 Agustus 2024, malam. Ketiganya adalah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono, dan Ketua Umum Perindo Angela Tanoesoedibjo. Sementara itu, PKS dikabarkan tidak lama lagi juga akan merapat ke kubu KIM. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dia mengatakan, merapatnya PKS ke KIM "Plus" merupakan hasil komunikasi yang dijalin antara partai politik di KIM dan PKS. "Ya ini terus kita, kita terus konsultasi komunikasi. Insya Allah dalam waktu dekat kita umumkan," ujar Prabowo di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2024. Sebagaimana diketahui, Partai Nasdem bersama PKB dan PKS berada di kubu yang berbeda dengan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ketiganya membentuk Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan calon presiden dan wapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Kemudian, PPP dan Perindo bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Hanura mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD Sementara itu, Prabowo yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka diusung oleh Koalisi Indonesia Maju yang berisikan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Garuda, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). KIM berhasil mengantarkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang PIlpres 2024. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (100%)