Sentimen
15 Agu 2024 : 19.30
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta
Kasus: covid-19, pengangguran, PHK
Tokoh Terkait
Pasca-pandemi Covid-19 Angka Pengangguran Terbuka di Kota Yogyakarta Masih Tinggi Yogyakarta 15 Agustus 2024
Kompas.com Jenis Media: Regional
15 Agu 2024 : 19.30
Pasca-pandemi Covid-19 Angka Pengangguran Terbuka di Kota Yogyakarta Masih Tinggi
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
-
Pandemi Covid-19
sudah berlalu 2 tahun lalu, namun dampak pandemi masih dirasakan di Kota
Yogyakarta
.
Dampak yang paling terasa dari pandemi ini adalah tingkat pengangguran terbuka di Kota Pelajar terbilang masih sangat tinggi.
Plt Sekretaris Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta Erna Nur Setyaningsih, mengatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran terbuka di Kota Gudeg ini mencapai 6,07 persen.
Namun, saat
pandemi Covid-19
, terjadi lonjakan hampir dua kali lipat jika dibanding sebelum pandemi.
Angka tersebut, lanjut dia, melonjak hampir dua kali lipat jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda.
"Setelah pandemi sudah ada penurunan, dari 13 sekian persen perlahan bisa turun," kata dia.
Ia berharap, pada tahun 2024, angka pengangguran terbuka di Kota Yogyakarta dapat turun lagi.
Pemkot Yogyakarta menargetkan angka pengangguran terbuka di Kota Yogyakarta dapat kembali sebelum pandemi di angka 3 sampai 4 persen.
"Sekarang masih di 6 persen, itu masih sangat jauh, minimal bisa sama seperti sebelum pandemi," kata dia.
Namun, untuk menurunkan angka pengangguran terbuka untuk saat ini tidak mudah.
Mengingat saat ini sedang terjadi fenomena badai pemutusah hubungan kerja (PHK) yang terjadi di Indonesia.
"Kota Yogyakarta bukan daerah industri. Jadi sampai sejauh ini (PHK) belum signifikan, ada tapi tidak setinggi daerah lain," ujar dia.
Erna menuturkan, Kota Yogyakarta terbantu dengan banyaknya Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM), sehingga dengan adanya dua sektor ini cukup banyak menyerap tenaga kerja.
"Itu sangat menolong (UMKM). Di satu sisi, kami juga ada program Tenaga Kerja Mandiri (TKM), dengan beragam pelatihan di dalamnya," beber Erna.
Erna menuturkan, program TKM yang diadakan oleh Pemkot Yogyakarta dapat mendampingi 5-6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 20 orang.
Bentuk dari pendampingan tidak dengan cara memberikan modal atau peralatan namun memberikan motivasi, dan pelatihan pemasaran digital di media sosial.
Program tersebut dilakukan selama 7 hari.
"Selain mendapat pendampingan, mereka kami akseskan juga dengan program pusat untuk Bizhub-nya," kata dia.
Ke depan diharapkan kelompok yang ikut dalam program TKM dapat mengakses bantuan dari pemerintah pusat, terutama soal permodalan yang belum dapat difasilitasi oleh pemerintah.
"Harapan kami, TKM itu bisa muncul di kantong-kantong pengangguran, supaya tenaga kerja yang ada bisa terserap," pungkas dia.
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: netral (97%)