Jakarta, CNBC Indonesia - Donald Trump menyebar informasi palsu di media sosial. Ia mengatakan tak ada orang yang datang ke rally kampanye Kamala Harris pada pekan lalu di Michigan.

Tak sampai di situ, Trump juga menyebut rivalnya dari Demokrat harus didiskualifikasi karena menyebarkan foto palsu yang memperlihatkan suasana ramai saat rally.

Komentar Trump agaknya karena dia terkecoh teori konspirasi sayap kanan yang tersebar di internet. Klaim Trump langsung terbantah oleh bukti foto-foto asli dan video yang merekam meriahnya para pendukung Harris saat rally berlangsung.

"Pembuatan gambar palsu adalah kecurangan pemilu. Semua orang yang melakukannya akan berlaku curang dalam segala hal," kata Trump, dikutip dari CNN International, Selasa (13/8/2024).

Nyatanya, video dan foto rally kampanye Harris menunjukkan fakta keramaian massa, termasuk yang ditangkap jurnalis CNN International.

Pakar forensik digital dan profesor di University of California, Hany Farid, menganalisa dua foto untuk mengidentifikasi jika ada pola yang terkait dengan gambar buatan AI-generatif. Namun, ia tak menemukan bukti foto-foto itu palsu.

"Ketiadaan bukti manipulasi memang tak berarti foto yang tersebar adalah gambar asli. Namun, kami tak mendeteksi gambar yang tersebar adalah hasil AI-generatif atau manipulasi digital," kata dia di LinkedIn.

Merespons tuduhan Trump bahwa Harris memanipulasi foto-foto rally kampanye, banyak pendukung yang hadir mengunggah foto dan video hasil tangkapan mereka.

Ketua Partai Demokrat Michigan, Lavora Barnes, membagikan foto di X yang menampilkan massa bejibun. Ia lalu berguyon sambil menyindir tuduhan Trump.

"Kerumuman AI ini sangat berisik, telinga saya sampai berdengung karena dukungan palsu imajiner mereka," kata dia.