Sentimen
Negatif (99%)
8 Agu 2024 : 17.10
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Tel Aviv

Tokoh Terkait
Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh

Nyawa Ismail Haniyeh Dihabisi Garda Revolusi Iran yang Direkrut Israel

8 Agu 2024 : 17.10 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa Ismail Haniyeh tewas di tangan anggota garda revolusi Iran yang direkrut oleh agen mata-mata Israel penjajah, Mossad. Sebuah alat peledak ditempatkan di bawah tempat tidur pemimpin Hamas tersebut oleh dua orang Iran.

Dua warga Iran yang terlibat adalah anggota unit keamanan Ansar al-Mahdi dari Korps Pengawal Revolusi Islam. Jewish Chronicle menyebutkan, kelompok itu bertanggung jawab untuk melindungi gedung dan tamunya.

"Orang-orang Iran sendiri menyadari hal ini setelah penghilangan nyawa itu, ketika para penjaga terlihat di rekaman kamera keamanan bergerak diam-diam di lorong menuju ruangan tempat Haniyeh berencana untuk tinggal, membuka pintu dengan kunci, dan memasuki ruangan," kata laporan itu.

"Tiga menit kemudian, para penjaga (yang masing-masing ditawari jumlah enam digit, serta relokasi segera ke negara Eropa utara) tertangkap kamera dengan tenang meninggalkan ruangan, menuruni tangga menuju pintu masuk utama gedung, pergi, dan kemudian masuk ke mobil hitam," tuturnya menambahkan.

Penjaga tempat parkir mengidentifikasi mereka, dan membuka gerbang tanpa penyelidikan apa pun. Satu jam kemudian, mereka dikeluarkan dari Iran oleh Mossad.

Setelah memutuskan untuk melanjutkan penghilangan nyawa Ismail Haniyeh, Mossad mencari momen yang tepat untuk melaksanakan rencana tersebut. Pada saat itulah, Ismail Haniyeh menerima undangan ke Teheran untuk pelantikan Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian.

"Mossad, dengan bantuan unit intelijen 8200 (unit IDF yang bertanggung jawab atas operasi rahasia), menyadap panggilan telepon antara penyelenggara pelantikan dan tamu undangan," ujar laporan tersebut.

"Ketika Haniyeh mengkonfirmasi kedatangannya, Mossad mulai melaksanakan rencana itu; menghilangkan Haniyeh di wisma tempat dia biasanya menginap selama kunjungannya ke Teheran," ucapnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu.

Ketegangan Memuncak

Ketegangan meningkat di Timur Tengah menyusul penghilangan nyawa pada 31 Juli 2024 kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran. Sebelumnya, juga terjadi penghilangan nyawa komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut oleh Israel penjajah.

Hamas dan Iran telah menuduh Israel penjajah yang menjadi otak penghilangan nyawa Ismail Haniyeh. Sementara Tel Aviv belum mengkonfirmasi atau menyangkal tanggung jawabnya.

Iran bersumpah akan memberikan "hukuman keras" bagi Israel penjajah, sebagai pembalasan atas penghilangan nyawa Ismail Haniyeh di wilayahnya. Kelompok Hizbullah Lebanon juga diperkirakan akan membalas, setelah Israel penjajah menghabisi nyawa Shukr dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli 2024.

Yahya Sinwar Gantikan Ismail Haniyeh

Hamas mengumumkan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru mereka, setelah tewasnya Ismail Haniyeh di tangan Israel penjajah. Penunjukkan pemimpin gerakan di Jalur Gaza sebagai pemimpin baru biro politik Hamas itu disampaikan pada Selasa 6 Agustus 2024.

Juru bicara Hamas, Osama Hamdan mengatakan bahwa Yahya Sinwar dengan suara bulat terpilih sebagai pemimpin baru, yang mencerminkan pemahaman gerakan tentang kebutuhan kelompok saat ini. Dia menambahkan, Yahya Sinwar selalu terlibat dalam negosiasi gencatan senjata dengan Israel penjajah.

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan pemilihan Panglima Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan, menggantikan Komandan Syuhada Ismail Haniyeh, semoga Allah mengasihaninya," kata Hamas dalam sebuah pernyataan singkat.

Yahya Sinwar, yang dekat dengan pendiri Hamas Sheikh Ahmed Yassin dan dikenal karena mendirikan badan keamanan internal Hamas, dijatuhi hukuman empat kali seumur hidup oleh Israel penjajah pada akhir 1980-an.

Dia menjalani hukuman 23 tahun, karena memimpin aparat keamanan internal pertama kelompok itu, Majd, yang menargetkan dan menghabisi nyawa warga Palestina yang dicurigai berkolaborasi dengan Israel penjajah.

Pada 2011, Yahya Sinwar dibebaskan bersama dengan 1.047 tahanan Palestina dengan imbalan tentara Israel penjajah Gilad Shalit, yang diculik oleh pejuang Palestina dalam serangan lintas batas pada 2006.

Yahya Sinwar, mantan komandan sayap militer Hamas, kembali ke posisinya sebagai pemimpin terkemuka di Hamas dan terpilih sebagai kepala kantor politik Hamas di Gaza pada 2017, menggantikan Ismail Haniyeh yang menjabat di posisi itu pada saat itu.

Pada 2021, dia terpilih kembali untuk masa jabatan empat tahun sebagai kepala Hamas di Gaza.

Keputusan itu muncul setelah Ismail Haniyeh tewas di Teheran pada 31 Juli 2024. Dia telah melakukan perjalanan ke Iran untuk menghadiri upacara pengambilan sumpah Masoud Pezeshkian, presiden Iran yang baru, dan tinggal di kediaman veteran perang tempat dia dilaporkan terkena "proyektil".***

Sentimen: negatif (99.2%)