Sentimen
Negatif (99%)
8 Agu 2024 : 18.10
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Washington, Jeddah

Tokoh Terkait
Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh

Israel Bertanggung Jawab Penuh atas Penghilangan Nyawa Ismail Haniyeh

8 Agu 2024 : 18.10 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyalahkan Israel penjajah atas serangan yang menewaskan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh pekan lalu di Iran. Pernyataan itu dikeluarkan, setelah pertemuan luar biasa dari blok 57 anggota di Arab Saudi pada Rabu 7 Agustus 2024.

"Kami menganggap Israel, kekuatan pendudukan ilegal, bertanggung jawab penuh atas serangan keji ini," kata OKI dalam pernyataannya.

Mereka pun menggambarkan apa yang dilakukan Israel penjajah sebagai "pelanggaran serius" terhadap kedaulatan Iran.

Menteri Luar Negeri Gambia, Mamadou Tangara mengatakan bahwa penghilangan nyawa Ismail Haniyeh dilakukan secara keji. Negara yang mengetuai OKI itu juga menekankan bahwa tewasnya Ismail Haniyeh dan genosida yang sedang berlangsung di Gaza dapat menyebabkan konflik regional.

"Agresi serta pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial Republik Islam Iran dengan penghilangan nyawa seorang pemimpin politik di wilayahnya adalah tindakan yang tidak dapat dilihat secara terpisah," tuturnya.

"Tindakan keji ini hanya berfungsi untuk meningkatkan ketegangan yang ada, dan berpotensi mengarah pada konflik yang lebih luas yang dapat melibatkan seluruh wilayah," ujar Mamadou Tangara menambahkan.

Pertemuan OKI

Iran dan Palestina telah menyerukan pertemuan OKI di kota pesisir Saudi, Jeddah. Blok ini menggambarkan dirinya sebagai suara kolektif dunia Muslim.

Tuan rumah Arab Saudi juga mengatakan bahwa penghilangan nyawa Ismail Haniyeh adalah pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Iran. Wakil menteri luar negeri kerajaan, Waleed al-Khereiji mengatakan bahwa negaranya menolak pelanggaran kedaulatan negara atau campur tangan urusan dalam negeri negara mana pun.

Hamas dan Iran telah menyalahkan Israel penjajah atas penghilangan nyawa Ismail Haniyeh di Teheran pekan lalu, tetapi pemerintah Israel penjajah belum mengkonfirmasi atau menyangkal tanggung jawabnya.

Iran telah berjanji untuk membalas, mengancam "hukuman keras" untuk Israel penjajah. Namun, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya telah menyerukan de-eskalasi.

AS: Eskalasi Perburuk Krisis

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller mengatakan bahwa beberapa anggota OKI setuju dengan Washington, eskalasi hanya akan memperburuk krisis yang terus berlanjut di wilayah tersebut.

"Kami berharap bahwa pada pertemuan OKI itu, hal yang sama yang telah kami coba lakukan sepanjang minggu lalu terjadi, yaitu bahwa semua pihak yang memiliki hubungan dengan Iran mengesankan Iran dengan cara yang sama seperti kami telah mengesankan pemerintah Israel. Mereka tidak boleh mengambil langkah apa pun untuk meningkatkan konflik," tuturnya.

Matthew Miller menambahkan bahwa eskalasi regional dapat membahayakan prospek perjanjian gencatan senjata di Gaza.

"Pesan yang kami kirimkan kepada semua orang adalah: Lihat, ini jelas merupakan waktu yang sangat sulit bagi wilayah ini. Ketegangan tinggi. Kami berada di tahap akhir, mudah-mudahan, dari kesepakatan gencatan senjata," ujar Matthew Miller.

"Dan eskalasi berpotensi memperburuk setiap masalah yang dihadapi kawasan ini," ucapnya nenambahkan.

Dalam pidatonya di pertemuan OKI, Mamadou Tangara mendesak "perdamaian abadi yang membahas akar penyebab konflik (Israel-Palestina)".

"Sangat penting bagi komunitas global untuk bersatu untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan menjangkau mereka yang membutuhkan dan bekerja menuju solusi politik berkelanjutan yang mempromosikan perdamaian dan keamanan bagi semua orang di kawasan ini," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.***

Sentimen: negatif (99.2%)