Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Kristen
Club Olahraga: Liverpool
Institusi: UNPAD
Kab/Kota: Serang
Kerusuhan di Inggris Meluas, Kelompok Sayap Kanan Serang Hotel Penampung Pencari Suaka
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional
PIKIRAN RAKYAT - Demonstran pendukung kelompok sayap kanan menyerang dua hotel yang menampung pencari suaka pada Minggu, 4 Agustus 2024 waktu setempat. Peristiwa ini merupakan bagian dari kerusuhan anti muslim dan imigran yang telah berlangsung di Inggris selama sepekan terakhir.
Dikutip dari Al Jazeera, ratusan demonstran pendukung kelompok sayap kanan berkumpul di Hotel Holiday Express, Kota Rotherham. Mereka melemparkan batu bata ke arah polisi, memecahkan jendela hotel, hingga membakar tempat sampah. Polisi yang berjaga di lokasi berusaha menahan amukan massa yang berusaha memasuki hotel tempat para pengungsi tinggal.
“Perilaku yang kami saksikan sungguh menjijikkan. Meskipun hanya sedikit dari mereka (demonstran) yang hadir yang memilih untuk melakukan kekerasan dan perusakan, mereka yang hanya berdiri dan menonton tetap terlibat dalam hal ini,” kata Asisten Kepala Polisi Lindsey Butterfield dikutip dari Al Jazeera pada Minggu, 4 Agustus 2024.
Selain hotel di Rotherham, kepolisian Staffordshire juga melaporkan adanya serangan terhadap sebuah hotel di dekat Birmingham. Hotel ini dipakai sebagai tempat tinggal sementara bagi pencari suaka di Inggris.
Pihak kepolisian menyebut serangan di hotel dekat Birmingham dilakukan kelompok besar pendukung sayap kanan. Para pendemo melempar proyektil, memecahkan kaca jendela, menyalakan api, hingga menargetkan serangan terhadap polisi. Akibat serangan ini satu petugas kepolisian dilaporkan terluka.
Aksi demonstrasi anti muslim dan imigran di Inggris yang melibatkan ratusan anggota kelompok sayap kanan dipicu dari beredarnya informasi palsu terkait peristiwa penusukan di Southport pada 29 Juli 2024 lalu. Peristiwa berdarah itu menewaskan tiga orang anak dan membuat sejumlah korban lainnya berada dalam kondisi kritis.
Dalam kabar palsu yang beredar di media sosial, disebutkan bahwa pelaku penusukan di Southport adalah seorang remaja berumur 17 tahun yang berasal dari kelompok imigran muslim. Namun, pihak kepolisian sendiri telah membantah misinformasi tersebut. Polisi menyatakan tersangka penusukan yang bernama Axel Rudakubana bukanlah kelompok imigran karena lahir di Cardiff, Wales.
Identitas asli Axel Rudakubana sempat disembunyikan sebab di Inggris pelaku kejahatan yang di bawah umur 18 tahun berhak mendapatkan perlindungan. Akan tetapi karena kondisi semakin memanas akibatnya banyaknya informasi palsu yang beredar, pihak pengadilan akhirnya memutuskan untuk mencabut pembatasan informasi pelaku. Setelah identitasnya dibuka untuk publik, ternyata Axel Rudabukana merupakan remaja kelahiran Inggris dan beragama Kristen.
Kelompok Muslim juga Ikut DiserangTak hanya kelompok imigran, warga muslim di Inggris pun menjadi sasaran amarah kelompok sayap kanan. Dilansir dari The Guardian, ancaman terhadap umat Muslim di Inggris meningkat lima kali lipat dalam waktu seminggu terakhir setelah peristiwa penusukan.
Organisasi pemantau kebencian anti muslim, Tell Mama menyebut sejak 26 Juli hingga 2 Agustus 2024 ada peningkatan ancaman terhadap kelompok muslim. Data yang terkumpul ini termasuk insiden yang terjadi pada dunia nyata dan media sosial.
Tell Mama mencatatkan ada 10 masjid dan rumah ibadah umat Islam di Southport, Liverpool, dan Hartlepool yang menerima serangan dan ancaman. Selain itu, Tell Mama menyebut akibat lonjakan kebencian terhadap muslim, banyak orang yang takut untuk meninggalkan rumah dan perempuan berhijab juga merasa tidak aman karena kerap mendapatkan ancaman di jalanan.
Direktur Tell Mama, Iman Atta menerangkan jika tren kebencian terhadap muslim naik karena adanya misinformasi dan disinformasi kelompok sayap kanan yang menghubungkan umat Islam dengan insiden penusukan di Southport.
“Masyarakat boleh saja mempunyai kekhawatiran yang sah mengenai imigrasi, namun hal itu tidak berarti mereka merusak masjid atau menyerang atau mengancam komunitas Muslim,” ujar Atta dikutip dari The Guardian pada 4 Agustus 2024. (Universitas Padjadjaran/Fathiya Oktavianti)***
Sentimen: negatif (100%)