Cara Mencegah Obat Kadaluwarsa Ketika di Luar Angkasa, Ini Penjelasannya
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional
PIKIRAN RAKYAT - Para dokter menyarankan untuk tidak mengonsumsi obat yang sudah kadaluwarsa, tapi bagaimana jika Anda sedang berada di Mars tanpa apotek di sekitarnya? Pertanyaan itulah yang digunakan oleh para peneliti dari Universitas Duke untuk studi yang dipublikasikan pada 23 Juli 2024 di npj Micrography. Para peneliti menyimpulkan bahwa jika para astronot berniat untuk pergi ke luar Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS), mereka perlu melakukan banyak hal untuk memastikan kesehatan mereka.
Dilansir Popular Science, meskipun banyak resep obat, apalagi cairan seperti insulin (pengendali gula darah) dan nitrogliserin (obat nyeri dada) akan jadi berbahaya setelah kadaluwarsa. Sementara itu, obat lain seperti ibuprofen hanya berkurang khasiatnya. Bagaimanapun juga, biasanya diperlukan waktu bertahun-tahun sebelum banyak obat yang umum kadaluwarsa. Hal ini disebabkan tugas terlama di ruang angkasa saat ini dipegang oleh Mark Vande Hei yang tinggal di ISS selama 341 hari, untuk saat ini, masalah seperti itu tidak menjadi isu dalam eksplorasi ruang angkasa. Bahkan, jika keadaan darurat yang mengerikan terjadi, pulang ke ‘rumah’ hanya membutuhkan waktu beberapa jam, bukan berbulan-bulan – asalkan tidak ada kesulitan teknis.
Namun, para astronot tidak dapat mengabaikan tanggal kedaluwarsa dalam misi-misi berisiko tinggi, apalagi yang belum pernah terjadi sebelumnya, misi yang mendorong batas-batas eksplorasi manusia di masa depan. Para ahli masih tidak sepenuhnya memahami betapa kejamnya lingkungan luar angkasa, bulan, dan Mars yang mungkin akan memengaruhi potensi jangka panjang dan stabilitas obat. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lingkungan mikrogravitasi atau daerah dengan gravitasi yang rendah dapat memengaruhi obat setidaknya dalam kapasitas tertentu.
Dikutip Popular Science, Daniel Buckland, profesor obat darurat dan penulis penelitian ini mengatakan bahwa hal ini tidak berarti obat-obatan tersebut tidak akan berfungsi. Namun, sama halnya ketika Anda tidak boleh meminum obat kadaluwarsa yang ada di rumah, badan-badan eksplorasi ruang angkasa juga perlu memikirkan obat-obatan kadaluwarsa yang jadi kurang efektif.
Ilustrasi Analisis obat Freepik
Setelah mendapatkan daftar obat Stasiun Luar Angkasa Internasional, Buckland bersama dengan residen farmasi, Thomas Diaz, menganalisis daftar tersebut dengan menggunakan basis data tanggal kadaluwarsa obat internasional. Daftar tersebut didapat dengan menggunakan permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi. Dari 91 obat yang diperiksa, 54 diantaranya memiliki batas waktu penyimpanan 36 bulan atau kurang. Menggunakan perhitungan yang paling optimis, Buckland, Diaz, dan para koleganya percaya bahwa sekitar 60% dari persediaan kru farmasi akan habis masa berlakunya sebelum menyelesaikan misi di luar angkasa. Dengan menilai skenario yang lebih sederhana, semua obat-obatan tersebut akan kurang berkhasiat atau tidak berguna sama sekali, jika tidak berbahaya.Selama misi hipotesis, setidaknya ada 14 obat yang mungkin tidak akan bertahan selama dua tahun. Berdasarkan studi ini, hal itu dapat mencakup "Satu obat penunjang kehidupan tingkat lanjut (ALS) seperti kalsium dan magnesium, dua kortikosteroid (obat radang), satu anestesi lokal, satu gel topikal (obat kulit), dua antibiotik, satu antipsikotik (obat gejala halusinasi), satu inhaler, dan satu obat penghilang kotoran telinga."
Mengingat masih sedikit yang diketahui tentang efek perjalanan luar angkasa terhadap pengobatan, tim peneliti fokus meninjau pada ketidakmampuan untuk memasok ulang misi ke Mars. Hal ini diperkirakan oleh para ahli akan membutuhkan waktu selama 24-36 bulan.
“Pada akhirnya, mereka yang bertanggung jawab atas kesehatan para kru yang bertugas ke luar angkasa akan mencari cara untuk memperpanjang masa berlaku obat-obatan yang dibutuhkan selama misi berlangsung. Jika tidak, mereka harus menerima risiko yang lebih tinggi terkait pemberian obat yang kadaluwarsa,” tulis para tim di makalah mereka.
Para penulis juga menyarankan solusi dari NASA dan perusahaan internasional lain yang berpotensi dapat melibatkan perancangan peralatan farmasi mandiri, baik di luar angkasa maupun untuk ditempatkan di Mars. (NJ)***
Sentimen: negatif (79.8%)