Sindikat Judi Online Disebut Incar Negara Stabil untuk Simpan Uang Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Sindikat pengendali judi online transnasional disebut akan mengincar negara yang stabil secara hukum dan politik untuk meletakkan uang yang mereka gondol dari para pengguna judi online. "Yang pertama kali dipikirkan, enggak mau dong uangnya terdeteksi, dan keambil sama aparat penegak hukum. Pasti langsung diumpetin, berarti harus diumpetin di tempat yang dia paling aman dan paling nyaman," kata Pakar tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan pemulihan aset, Paku Utama dalam program Gaspol! Kompas.com , Sabtu (3/8/2024). Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan bahwa Kamboja kerap dikaitkan dengan pengendalian judi online yang marak di Indonesia. Ia menegaskan, untuk menggerakan judi online lintas negara, pelaku kejahatan terorganisasi itu pasti akan membutuhkan modal raksasa untuk keperluan seperti server, database, dan sejenisnya. Oleh karena itu, menjadi wajar jika pelaku bakal mengincar negara yang tidak mengalami huru-hara. "Jangan sampai, sudah menolong, terus duitnya dicolong orang," ujar dia memberi contoh. "Kamboja, menurut saya, kalau saya pribadi, ya ini cukup questioning (meragukan) juga. Mungkin bisa jadi dihimpun di situ, atau dari situ dipindahkan lagi ke tempat lain. Jadi belum tentu Kamboja ini endingnya," kata Paku. Dia menambahkan, uang tersebut bisa saja lari ke negara-negara lain yang secara politik dan hukum lebih stabil, seperti Singapura. Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, sempat menyebut bahwa judi online di Indonesia dikendalikan oleh sosok berinisial "T" dari Kamboja. Beberapa waktu lalu, ketika eks Kadivpropam Polri Ferdy Sambo terjerat kasus pembunuhan berencana, nama dia juga dikait-kaitkan dengan "Konsorsium 303" berkenaan dengan bisnis judi online yang diklaim berkaitan dengan Kamboja pula. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.