Indosat (ISAT) Terbuka Adopsi ‘BTS Terbang’ Haps Airbus
Bisnis.com Jenis Media: Tekno
Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) terbuka untuk memanfaatkan teknologi Flying Tower System (FTS) atau BTS Terbang yang disediakan oleh Mitratel (MTEL) bekerja sama dengan Airbus. Perusahaan akan terus memantau perkembangan dari teknologi tersebut.
“Perusahaan senantiasa terbuka terhadap penerapan teknologi baru untuk mempercepat pemerataan akses internet dan digitalisasi di Tanah Air,” kata SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang kepada Bisnis, Jumat (2/8/2024).
Steve mengatakan strategi ini sejalan dengan misi Indosat dalam menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia.
Indosat, lanjut Steve, secara berkala mengkaji strategi untuk memperluas dan meningkatkan kualitas jaringan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
“Termasuk mengimplementasikan berbagai inovasi teknologi terkini pada infrastruktur jaringan kami,” kata Steve.
Sebelumnya, Indosat menambah 22.000 Base Transceiver Station atau BTS 4G pada semester I/2024. Adapun total belanja modal (capital expenditure/capex) yang diserap mencapai Rp4,52 triliun
Dari serapan capex tersebut, sekitar 89,8% telah dialokasikan untuk layanan seluler guna mendukung permintaan pertumbuhan layanan data. Selebihnya dialokasikan untuk layanan multimedia, internet, dan komunikasi data (MIDI), serta teknologi informasi.
Presiden Director dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menyatakan bahwa sebagai salah penguatan bisni inti, ISAT menambah sekitar 22.000 BTS 4G sepanjang semester I/2024. Secara keseluruhan, perseroan telah mengoperasikan 188.000 BTS 4G.
“Ekspansi signifikan ini dilengkapi dengan penyebaran 103 BTS 5G, yang menegaskan komitmen Indosat untuk memajukan infrastruktur jaringannya,” ujarnya, Selasa (30/7/2024).
Peningkatan cakupan dan kapasitas berdampak langsung pada rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) untuk pelanggan seluler, yang naik 10,5% year-on-year (YoY) menjadi Rp37.900. Hal ini dinilai memperkuat posisi ISAT di pasar telekomunikasi dalam negeri.
Direktur Indosat Ooredoo Hutchison Nicky Lee mengatakan bahwa meski serapan capex cenderung melambat pada Juni lalu, perseroan tetap berkomitmen meningkatkan belanja modal untuk mengembangkan jaringan dan pengalaman para pelanggan pada paruh kedua.
Hingga semester I/2024, Indosat telah membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp2,73 triliun atau naik 43,3% secara tahunan. Sejalan dengan kenaikan laba, kinerja pendapatan ISAT juga meningkat 13,38% YoY menjadi Rp27,9 triliun.
Pendapatan perseroan didorong oleh kinerja bisnis selular yang membukukan perolehan sebesar Rp23,6 triliun, lalu bisnis multimedia, komunikasi data, internet mencapai Rp3,9 triliun, sedangkan telekomunikasi tetap senilai Rp458,8 miliar.
Indosat juga mencatatkan EBITDA senilai Rp13,41 triliun alias tumbuh 17,8% YoY. Marjin EBITDA yang mencapai 47,9% pada semester I/2024, menegaskan kemampuan ISAT untuk mengonversi pendapatan menjadi keuntungan secara efisien.
Dari sisi basis pelanggan, ISAT membukukan kenaikan 900.000 pelanggan baru atau secara total mencapai 100,9 juta pelanggan hingga akhir Juni 2024. Pertumbuhan ini berkontribusi pada peningkatan lalu lintas data yang naik 13,4% YoY menjadi 7.965 Petabyte (PB).
Sentimen: positif (99.6%)