Sentimen
Positif (99%)
31 Jul 2024 : 21.44
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Jejak D.N. Aidit, dari gerakan pemuda ke PKI

1 Agu 2024 : 04.44 Views 1

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

D.N. Aidit. (https://tinyurl.com/bdeaux8y) 30 Juli 1923: Jejak D.N. Aidit, dari gerakan pemuda ke PKI Dalam Negeri    Calista Aziza    Selasa, 30 Juli 2024 - 06:01 WIB

Elshinta.com - Dipa Nusantara Aidit, lebih dikenal sebagai D.N. Aidit, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah politik Indonesia. Lahir pada 30 Juli 1923 di Tanjung Pandan, Belitung, Aidit dikenal sebagai pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) yang paling berpengaruh. Peran dan kiprahnya dalam politik Indonesia pada era 1950-an hingga 1960-an masih menjadi topik pembahasan yang kontroversial hingga hari ini.

Latar Belakang dan Pendidikan

Aidit lahir dengan nama Ahmad Aidit dari pasangan Abdullah Aidit dan Mailan. Ia menempuh pendidikan dasar di Tanjung Pandan dan melanjutkan pendidikan menengah di Jakarta. Di Jakarta, Aidit mulai terlibat dalam gerakan pemuda dan mulai tertarik dengan ide-ide sosialisme dan komunisme.

Pada masa pendudukan Jepang, Aidit semakin aktif dalam dunia politik. Setelah kemerdekaan Indonesia, ia bergabung dengan PKI dan segera menonjol berkat kecerdasannya dan kemampuan oratorinya yang memukau.

D.N. Aidit adalah salah satu tokoh yang berhasil menghidupkan kembali PKI setelah sempat mengalami kemunduran pada awal 1950-an. Di bawah kepemimpinannya, PKI berkembang pesat dan menjadi salah satu partai politik terbesar di Indonesia. Aidit dikenal dengan kebijakannya yang pragmatis dan kemampuannya dalam bernegosiasi dengan berbagai pihak, termasuk militer dan Presiden Soekarno.

Pada era Demokrasi Terpimpin (1959-1965), PKI menjadi kekuatan politik yang signifikan. Aidit mendukung kebijakan-kebijakan Soekarno yang cenderung anti-imperialisme dan anti-kolonialisme. Hubungan Aidit dengan Soekarno cukup erat, meskipun ada perbedaan pandangan di antara keduanya.

Peristiwa G30S dan Kematian

Nama D.N. Aidit paling dikenal dalam konteks peristiwa Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965. Pada malam 30 September 1965, sekelompok militer yang mengklaim sebagai bagian dari PKI menculik dan membunuh beberapa jenderal Angkatan Darat. Peristiwa ini memicu tindakan balasan dari militer yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto. Dalam waktu singkat, PKI dituduh sebagai dalang di balik kudeta tersebut, meskipun keterlibatan Aidit secara langsung masih menjadi perdebatan.

Setelah G30S, Aidit menjadi buron. Pada November 1965, ia ditangkap di Solo dan dieksekusi tanpa pengadilan oleh militer. Kematian Aidit menandai berakhirnya pengaruh PKI di Indonesia, yang kemudian dibubarkan dan anggotanya diburu, dipenjara, atau dieksekusi dalam aksi pembersihan anti-komunis yang brutal.

Warisan D.N. Aidit masih menjadi subjek perdebatan di Indonesia. Bagi sebagian orang, ia dianggap sebagai tokoh yang memperjuangkan keadilan sosial dan melawan imperialisme. Namun, bagi yang lain, Aidit dianggap sebagai pengkhianat yang berusaha merusak negara dengan ideologi komunisnya.

Penelitian sejarah mengenai peran Aidit dalam G30S masih terus berlanjut, dengan berbagai versi dan perspektif yang muncul. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa Aidit memainkan peran kunci dalam salah satu periode paling turbulen dalam sejarah Indonesia.

D.N. Aidit tetap menjadi salah satu tokoh yang paling kompleks dan kontroversial dalam sejarah Indonesia, dengan jejak yang dalam pada perjalanan politik bangsa ini.

Sumber : Sumber Lain

Sentimen: positif (99.6%)