Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tiongkok
Kasus: covid-19, korupsi
Tokoh Terkait
Nikel Maluku Utara Mengalir Sampai ke China
Bisnis.com Jenis Media: Nasional
Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang mendalami kasus dugaan obral izin tambang nikel di Maluku Utara. Kasus tersebut merupakan pengembangan perkara suap yang menjerat Gubernur Maluku Utara nonaktif, Abdul Gani Kasuba.
Dalam catatan Bisnis, Maluku Utara adalah salah satu 'surga' tambang nikel. Nikel menjadi salah satu komoditas tambang yang paling banyak diburu investor seiring berkembangnya berbagai macam proyek energi terbarukan, termasuk kendaraan listrik.
Data Kementerian Investasi aka Badan Koordinasi Penanaman Modal alias BKPM, selama semester 1/2024 realiasi investasi pembangunan smelter nikel sebanyak Rp80,9 triliun. Jumlah itu setara 70,9% dari total realisasi investasi smelter semester 1/2024 senilai Rp114,1 triliun.
Adapun khusus penanaman modal asing, wilayah Maluku Utara dan Sulawesi Tengah menjadi primadona baru investasi. Sejak tahun 2020, investasi asing di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara naik cukup signifikan.
Pada semester 1/2024, misalnya, investasi asing di Maluku Utara masuk 4 besar secara nasional dengan nilai realisasi mencapai US$2,8 miliar.
Kemana nikel Maluku Utara mengalir?Sejak sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor bijih nikel 2020 lalu, komoditas tambang mineral tersebut telah menjadi primadona di Maluku Utara, dan paling banyak mengalir ke China.
China adalah salah satu investor terbesar di sektor pertambangan, termasuk nikel. Secara total, realisasi investasi asing dari China selama semester 1/2024 mencapai US$3,9 miliar.
Adapun dalam waktu 5 tahun terakhir, China adalah pembeli terbesar nikel Indonesia. Nilai ekspor produk nikel ke China semakin besar setelah Jokowi melarang ekspor ore nikel empat tahun lalu, dan menggalakkan penghiliran di dalam negeri.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nikel dan barang turunannya yang berkode HS 75 secara nasional mencapai US$635,5 juta pada Juni 2024. Nikel menjadi komoditas ekspor nonmigas terbesar ke-6.
China menjadi negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia pada Juni 2024, dengan nilai ekspor terbesar hingga US$4,65 miliar. Apabila dihitung sejak Januari hingga Juni 2024, nilai ekspor nonmigas ke China tembus hingga US$27 miliar mengalahkan Amerika Serikat (AS) dan Asean. Nikel pun menjadi salah satu dari tiga komoditas utama yang dikirim ke China.
Maluku Utara menjadi salah satu provinsi penyumbang ekspor nikel terbesar. Buktinya, nilai ekspor nikel dengan kode HS 75 dari Maluku Utara pada Juni 2024 mencapai US$280 juta. Berdasarkan perhitungan Bisnis, nilai itu menyumbang sekitar 44% dari nilai ekspor nikel nasional pada periode yang sama sebesar US$635,5 juta.
Di samping itu, nilai ekspor nikel US$280 juta pada Juni 2024 itu menyumbang sekitar 32% dari keseluruhan nilai ekspor Maluku Utara ke China pada periode yang sama yakni US$858,5 juta.
"Ekspor Provinsi Maluku Utara pada Juni 2024 berupa golongan barang [...] Nikel (HS 75) ke Tiongkok," demikian dikutip dari Berita Resmi Statistik BPS tentang Perkembangan Ekspor dan Impor Maluku Utara Juni 2024.
Dalam penelusuran Bisnis, ekspor produk nikel berkode HS 75 itu mulai terekam oleh BPS Maluku Utara sejak 2021. Sebelumnya, nilainya hanya 0. Mulai dari 2021, nilai ekspor produk nikel Maluku Utara terus naik secara konsisten.
Pada periode 6 bulan pertama 2021 sampai dengan 2024, volume nikel yang diekspor dari Maluku Utara yakni sebesar 5.352 ton (Januari-Juni 2021) lalu meningkat ke 105.997 ton (Januari-Juni 2022); 141.920 ton (Januari-Juni 2023); serta 407.707 ton (Januari-Juni 2024).
Dari sisi nilainya, ekspor nikel Maluku Utara pada Januari-Juni 2021 tercatat sebesar US$18 juta dan meningkat terus ke US$567,8 juta (Januari-Juni 2022); US$770,8 juta (Januari-Juni 2023); hingga ke angka US$1,42 miliar (Januari-Juni 2024).
China pun menjadi negara tujuan ekspor terbesar dari Maluku Utara, kendati BPS melalui datanya tidak memerinci apabila mayoritas ekspor itu berbentuk nikel.
Posisi China menjadi negara utama tujuan ekspor Maluku Utara konsisten sejak periode Januari-Juni 2021. Nilainya mencapai US$1,38 miliar atau 95% dari total keseluruhan nilai ekspor US$1,45 miliar.
Setelah itu, nilai ekspor ke China pun terus meningkat yakni ke US$3,9 miliar atau 92% dari total US$4,32 miliar (Januari-Juni 2022); US$4,6 miliar atau 98% dari total US$4,7 miliar (Januari-Juni 2023); serta US$4,7 miliar atau 95% dari total US$4,9 miliar (Januari-Juni 2024).
Sebelum dan Setelah PenghiliranDi Maluku Utara, kinerja ekspor nikel semakin terdongkrak usai kebijakan pemerintah untuk mendorong hilirisasi produk olahan bijih nikel.
Sebelum larangan ekspor yang diteken Jokowi 2020, atau 2019, BPS mencatat pengiriman nikel dari Maluku Utara berkonsentrasi pada produk dengan kode BTKI 26040000 (bijih nikel dan konsentratnya) serta 72026000 (fero nikel).
Kemudian, dimulai pada 2020, BPS merekam produk nikel yang diekspor meliputi 72026000 (fero nikel), 75012000 (sinter oksida nikel dan produk antara lainnya dari metalurgi nikel) dan 75011000 (nikel matte).
Berdasarkan data Statistik Perdagangan Luar Negeri Maluku Utara 2019, bijih nikel tercatat masih diekspor dari Maluku Utara pada saat itu. Volumenya mencapai 13,1 juta ton dengan nilai sebesar US$470 juta.
Sementara itu, produk seperti feronikel yakni logam paduan antara besi dan nikel diekspor hanya sebesar 216.834 ton. Namun volume tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi yang hampir mendekati ore nikel, yakni US$342 juta.
Oleh sebab itu, bijih nikel dan produk olahannya menjadi komoditas ekspor terbesar dari Maluku Utara. Volume dan nilai ekspornya melebihi komoditas besi yakni hematite dan konsentrat lainnya yang tercatat sebesar 950.927 ton atau senilai US$54,4 juta.
Ekspor bijih nikel pada 2019 paling banyak dikirim ke China, yakni sebanyak 12 juta ton. Nilainya tembus US$627,4 juta. Capaian itu lebih tinggi dari volume dan nilai ekspor ore maupun fero nikel ke negara-negara lain seperti Korea Selatan, India, Ukraina dan Jepang.
Usai pelarangan ekspor bijih nikel di 2020 oleh pemerintah, BPS mencatat bahwa tidak ada lagi nikel ore yang diekspor dari Maluku Utara di tahun itu. Namun, produk antara (intermediate products) maupun hasil olahan nikel masih menjadi primadona dan mendominasi komoditi yang dikirim ke luar negeri.
Pada tahun pertama pandemi Covid-19 itu, Maluku Utara mengekspor fero nikel sebesar 614.253 ton dengan nilai US$976,8 juta. Sebesar 583.186 ton atau 94,9% mengalir ke China dengan nilai ekspor US$933 juta.
Pada 2021 dan 2022, produk-produk nikel berupa fero nikel, sinter oksida nikel dan produk antara lainnya dari metalurgi nikel, serta nikel matte, tetap menjadi komoditas utama ekspor dari Maluku Utara.
Sementara itu, pada 2021, gabungan volume ekspor fero nikel dan sinter oksida nikel Maluku Utara tembus 1,81 juta ton ke China, Taiwan, India dan Korea Selatan. China menjadi pembeli paling banyak sebesar 1,64 juta ton, dengan nilai sekitar US$3,6 miliar.
Selanjutnya, di 2022, ekspor produk nikel meningkat menjadi 2,88 juta ton. Produk nikel itu meliputi fero nikel, sinter oksida nikel dan nikel matte. Tujuan ekspornya pun bertambah menjadi China, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan dan India, dengan Negeri Panda itu tetap menjadi pembeli terbesar yakni 2,79 juta ton senilai US$7,7 miliar.
Sentimen: positif (99.9%)