Pilah Pilih Lawan Bobby Nasution di Pilkada Sumut

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Nasional

29 Jul 2024 : 07.30

Bisnis.com, JAKARTA — PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) harus bekerja lebih keras untuk memilah dan memilih kandidat yang tepat sebagai calon lawan seimbang bagi Bobby Nasution di Pilkada Serentak Sumatra Utara 2024.

Musababnya, Bobby Nasution sejauh ini menjadi calon gubernur paling potensial di Pilkada Sumut 2024. Menantu Presiden Joko Widodo itu didukung oleh delapan partai nasional.

Koalisi partai pendukung Bobby itu terdiri dari Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, Partai Hanura, Partai Demokrat, Partai NasDem, PPP dan terakhir PKB.

Alhasil, hanya tersisa PDIP dan PKS yang berada di luar koalisi dan dapat mempersiapkan calon penantang bagi Bobby di Pilgub Sumut 2024.

Namun, hingga saat ini baik PDIP maupun PKS belum memutuskan untuk memberikan rekomendasi kepada calon gubenur potensial di Pilgub Sumut 2024. PDIP sejauh ini mempertimbangkan nama eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kendati belum ada kejelasan akan penunjukannya. 

Di sisi lain, PKS justru sempat menyatakan dukungan partai kepada Bobby Nasution meski kemudian pernyataan tersebut ditarik. PKS kemudian berbalik dan mengambil ancang-ancang untuk bergabung dengan PDIP dan mencari lawan seimbang bagi  Bobby Nasution.

ELEKTABILITAS BOBBY

Selain mendapatkan dukungan banyak partai, elektabilitas Bobby Nasution juga paling tinggi di Sumatra Utara. Hal itu tercermin dalam survei teranyar yang dirilis Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Suami dari Kahiyang Ayu, putri Jokowi, itu bersaing ketat dengan Edy Rahmayadi sebagai kandidat potensial di Pilkada Sumut 2024. Itu menjadi salah satu kesimpulan dari survei LSI terhadap 800 responden dengan margin of error 3,5% pada tingkat kepercayaan 95% di wilayah Sumut.

Hasil survei menunjukkan muncul 26 nama yang berpotensi mencalonkan diri sebagai calon gubernur dan tidak mencalonkan diri. Dari sederet sosok potensial tersebut, Bobby Nasution paling banyak dipilih oleh responden yakni sebesar 34,2%.

Gubernur Sumut petahana Edy Rahmayadi menyusul di posisi kedua. Mantan Ketua PSSI itu memiliki elektabilitas sebesar 15,1%.

"Nomor urut ketiga adalah Musa Rajekshah atau Ijeck dengan angka 4,0% dan Ahok 3,3%," jelas Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan di Jakarta, Minggu (28/7/2024).

Kemudian, menurut Djayadi, nama lainnya adalah Darma Wijaya dengan angka 1,1% dan Nikson Nababan satu persen. Nama kandidat lain hanya meraih elektabilitas di bawah satu persen.

Survei itu juga menunjukkan masih ada 34,7% responden yang belum menentukan sikap untuk memilih atau tidak tahu.

"Jadi nama-nama lainnya masih jauh lebih rendah dan responden yang belum juga menentukan pilihan ada sebanyak 34,7%, cukup banyak ya," katanya.

Bobby Nasution mendapatkan rekomendasi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk berkontestasi di Pilgub Sumut 2024/DokPerbesar

Djayadi membeberkan alasan responden memilih Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi adalah karena sudah ada bukti nyata hasil kerjanya sebanyak 19,3%, kemudian 15,8% responden menjawab keduanya tegas berwibawa, lalu 15,5% menjawab keduanya perhatian ke rakyatnya.

"Responden menjawab bahwa keduanya sudah ada bukti nyata hasil kerja, tegas berwibawa dan juga memperhatikan rakyat," ujarnya.

Kendati begitu, hasil survei itu juga menunjukkan bahwa sebagian besar warga di Sumut tidak ingin Edy Rahmayadi menjadi pemimpinnya lagi.

Djayadi mengatakan sebanyak 48,8% dari 800 responden tersebut tidak mau lagi dipimpin Edy Rahmayadi pada periode berikutnya. Hanya 35% yang masih menginginkan Edy Rahmayadi menjadi Gubernur berikutnya di provinsi tersebut.

"Jadi cukup banyak masyarakat yang menjawab tidak menginginkan Edy Rahmayadi kembali menjadi Gubernur Sumatra Utara, ada sekitar 48,4% dan tidak tahu atau tidak menjawab ada 16,6 persen," tuturnya.

Padahal, menurut Djayadi, sebanyak 61,6% responden telah menyebutkan bahwa mereka puas selama ini dengan kinerja Edy Rahmayadi. 

"52,5% cukup puas dan 9,1% sangat puas dengan kinerjanya," katanya.

Sementara itu, kata Djayadi, masyarakat yang tidak puas ada 30,2% dengan perincian 26,2% kurang puas dan 4,0% tidak puas sama sekali. "Sisanya 8,2% tidak menjawab puas atau tidak," ujarnya.

KANDIDAT LAWAN BOBBY

LSI dalam survei tersebut juga melaporkan bahwa Bobby Nasution akan meraih suara tertinggi jika berpasangan dengan kader Golkar, Musa Rajekshah  atau Ijeck. 

Djayadi menjelaskan, hal itu terungkap dalam simulasi tiga pasangan calon yaitu Bobby Nasution-Musa Rajekshah (Ijeck), Edy Rahmayadi-Prananda Surya Paloh dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Mohammad Jafar Sukhairi.

Menurut Djayadi, dalam survei itu pasangan Bobby Afif Nasution-Musa Rajekshah meraih 55,1% dukungan responden, sedangkan Edy Rahmayadi-Prananda Surya Paloh meraih 23,9% dan Ahok-Mohammad Jafar Sukhairi meraih 8,0%.

"Jadi kalau Bobby Nasution dipasangkan ke Musa Rajekshah bisa meraih 55,1% suara. Cukup tinggi ya," ungkapnya.

Sementara itu, kata Djayadi, jika Muhammad Bobby Afif Nasution dipasangkan dengan Charles Bonar Sirait hanya akan meraih 44,6% suara. Tidak terpaut jauh jika Edy Rahmayadi dipasangkan ke Musa Rajekshah (Ijeck) yaitu 34,4%.

"Kalau Bobby Nasution dipasangkan ke Charles Bonar Sirait, tentu akan menurun angkanya," katanya.

Bobby Nasution menjawab pertanyaan awak media/DokPerbesar

Dengan sederet data tersebut, Djayadi pun memperkirakan PDIP dan PKS akan berkoalisi untuk melawan Bobby Nasution. Namun, Djayadi mengatakan bahwa PDIP  dan PKS harus mencari sosok yang kuat untuk bertarung melawan Bobby Nasution di Pilkada Serentak Sumatra Utara 2024.

"Jadi berarti kalau delapan partai tadi berkoalisi dan tidak berubah lagi, maka Bobby hanya akan ditantang oleh satu paslon saja," kata Djayadi.

Djayadi mengungkapkan bahwa sejauh ini kandidat dari PDIP yang sangat kuat hanyalah Edy Rahmayadi, sedangkan sosok lain yang kuat masih belum terlihat ke permukaan.

"Jadi tinggal kita tunggu apakah PDIP ini tetap akan mencalonkan Edy Rahmayadi atau mencari calon lain yang lebih kuat," ujar Djayadi.

Sentimen: positif (99.8%)