Sentimen
Positif (99%)
29 Jul 2024 : 05.38
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow, Washington, Tiongkok, Beijing

Putin Menang Lagi, Rusia Kuasai 2 Wilayah Baru di Ukraina

29 Jul 2024 : 05.38 Views 5

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia- Rusia kembali mengklaim kemenangan di Ukraina. Militer Presiden Vladimir Putin mengatakan pasukannya telah merebut dua desa di wilayah Donetsk di Ukraina timur, saat bergerak maju menuju kota Pokrovsk, barat laut ibu kota regional tersebut.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan telah menguasai desa-desa tetangga Progres dan Yevgenivka, yang berjarak beberapa kilometer. Kemenangan ini juga secara tersirat diakui Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukan Kyiv berada di bawah tekanan di wilayah tersebut selama pidato malamnya pada Minggu waktu setempat. Ia berujar serangan musuh paling intens berada di sana.

"Sangat menantang di arah Donetsk, dan di arah Pokrovsk-lah jumlah serangan Rusia terbesar minggu-minggu ini," katanya dikutip AFP, Senin (29/7/2024).

"Setiap orang yang menghentikan serangan Rusia dan menghancurkan potensi ofensif Rusia ini tengah menjalankan salah satu misi terpenting dalam perang ini," tambahnya.

Sebenarnya, di Sabtu, Rusia juga mengklaim kemenangan serupa, tepatnya di desa terdekat Lozuvatske, salah satu dari hampir selusin desa yang diklaim telah direbutnya di wilayah Donetsk bulan ini. Kremlin baru-baru ini memusatkan kemampuan ofensifnya di wilayah tersebut, yang diklaim telah dianeksasinya beberapa bulan setelah melancarkan invasi ke Ukraina pada bulan Februari 2022.

Pada pidato Minggu, Zelensky menegaskan kembali seruan kepada sekutu untuk menyediakan sistem pertahanan udara bagi negara tersebut. Ia mengatakan bahwa Ukraina telah dibombardir oleh hampir 700 bom berpemandu dan lebih dari 100 pesawat nirawak Shahed minggu ini saja.

"Setiap keputusan konkret dari mitra kami untuk memperkuat pasukan kami dapat menyelamatkan nyawa," tulisnya di Telegram.

Minta Bantuan China

Sebelumnya, pekan lalu, utusan pemerintah Ukraina kini berada di China. Di hadapan pemerintah Presiden Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengaku siap bernegosiasi dengan perwakilan Rusia jika Moskow menunjukkan sikap mau mengadakan pembicaraan.

"Dmytro Kuleba menegaskan kembali sikap konsisten Ukraina bahwa pihaknya siap bernegosiasi dengan pihak Rusia pada tahap tertentu, ketika Rusia siap bernegosiasi dengan itikad baik," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina. mengatakan dalam sebuah pernyataan seusai pertemuan Rabu lalu.

"Namun menekankan bahwa saat ini belum ada kesiapan seperti itu di pihak Rusia," tambahnya dikutip AFP.

China sendiri adalah sekutu dekat Rusia dalam bidang politik dan ekonomi. Bahkan para anggota NATO mencap Beijing sebagai pihak yang "menentukan terjadinya perang".

Namun Kuleba pada Rabu mengatakan bahwa mengakhiri pertempuran akan menguntungkan China. Ia pun meyakinkan Tirai Bambu bahwa perdamaian yang adil di Ukraina akan menjadi kepentingan strategis bagi Beijing.

"Peran China sebagai kekuatan global untuk perdamaian adalah penting," katanya saat bertemu dengan timpalannya Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Guangzhou.

"Invasi Rusia menghambat stabilitas internasional, perkembangan hubungan bertetangga yang baik, dan khususnya perkembangan perdagangan antara China dan Eropa," tambahnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga memberi respons soal pertemuan utusannya dengan China itu. Ia mengatakan Tiongkok telah mengirimkan "sinyal yang jelas" bahwa mereka mendukung integritas dan kedaulatan wilayah Ukraina.

"Saya mengharapkan laporan rinci dari Menteri (Kuleba) setelah kembali ke Ukraina," tambahnya.

China sendiri telah menolak klaim bahwa mereka mendukung upaya perang Rusia. Pekan lalu negeri itu bersikeras bahwa posisinya "terbuka dan jujur" dan menuduh Barat memicu konflik melalui pengiriman senjata ke Kyiv.

China pun telah berusaha untuk menggambarkan dirinya sebagai mediator dalam invasi Rusia ke Ukraina. Pemerintah mengirim utusan Li Hui ke Eropa dalam berbagai putaran "diplomasi ulang-alik".

Perlu diketahui China kini memoles citranya sebagai mediator perdamaian global. Maret 2023 lalu, China berhasil memulihkan kembali hubungan Arab Saudi dan Iran, yang terputus enam tahun.

Arab Saudi adalah sekutu Amerika Serikat (AS). Hubungan Beijing dengan Washington saat ini tak begitu harmonis dengan sejumlah masalah mulai geopolitik hingga ekonomi seperti perang dagang.


(sef/sef)

Sentimen: positif (99.9%)