Sentimen
Negatif (100%)
25 Jul 2024 : 07.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Bekasi, Serang, Setu

Kasus: pembunuhan

Anak-Istri Buat Skenario Perselingkuhan demi Hilangkan Jejak Pembunuhan Berencana Asep

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

25 Jul 2024 : 07.00
Anak-Istri Buat Skenario Perselingkuhan demi Hilangkan Jejak Pembunuhan Berencana Asep Tim Redaksi KABUPATEN BEKASI, KOMPAS.com - Adik Asep Saepudin (45), Ahmad Wahyudi (33) mengungkapkan, istri mendiang kakaknya, Juhariah (45), dan anak pertama, Silvia Nur Alfiani (22), membuat skenario perselingkuhan demi menghilangkan jejak pembunuhan berencana terhadap korban. “Iya (ada skenario perselingkuhan). itu cerita kebohongan Juju (Juhariah) dan Silvi (Silvia) ya,” kata Yudi saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu (24/7/2024). Skenario perselingkuhan itu mulai terungkap setelah keluarga menyelesaikan proses pemakaman Asep. “Awalnya, si Juju dan Silvi bilang kalau almarhum ketahuan selingkuh, ketahuan beli handphone, tapi, handphone -nya enggak ada di rumah, ketahuan transfer cewek lain, dan terjadilah cekcok,” kata Yudi. “Kemudian, almarhum dan si Juju dorong-dorongan sambil almarhum dicekik dan almarhum jatuh terkena lemari,” ujar dia lagi. Dalam kesempatan berbeda, adik Asep bernama Ade Mulyana (43) menyatakan bahwa Juhariah berlagak seperti korban dengan menyebut perselingkuhan kakaknya. “Katanya, kan pertama perselingkuhan, dan suaminya (Asep) transfer ke cewek atau segala macam. Itu bohong,” tegas Ade di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Rabu (24/7/2024). Ade sempat meminta bukti perselingkuhan Asep kepada Juhariah. Namun, pelaku tidak bisa membeberkannya. “Dia (Juhariah) itu enggak bisa jawab apa-apa. Jadi itu semua adalah bohong. Ini cuma pembunuhan berencana yang mereka rencanakan dua minggu sebelum eksekusi almarhum,” ujar Ade. Sementara itu, Silvi juga sempat membangun drama saat keluarga besar tiba di rumah mendiang setelah mendapatkan kabar Asep telah meninggal dunia. “Dia (Silvia) bilang, ‘ sudah, jangan salahkan mama, ini Ivi (Silvia) yang salah’, ‘enggak salah bagaimana?’, ‘iya, ini kan salah Ivi, membongkar bapak selingkuh, bongkar bapak beli handphone tapi handphone-nya enggak ada. Jadi, mama marah, jadi begini’. Parah enggak tuh aktingnya?” beber Ade. Ade menduga motif Juhariah menghabisi nyawa Asep bukanlah permasalahan ekonomi dan perselingkuhan. Pasalnya, Asep dan Juhariah hidup berkecukupan. Ade tahu betul perekonomian Asep karena mereka menjalani usaha aksesori bersama dua saudaranya yang lain. “Si Silvia itu indekos di Bandung, kuliah. Buat uang jajan satu hari saja bisa Rp 100.000. Bagaimana bisa motif ekonomi? Itu buat dia lho, belum buat dua anaknya yang lain dan Juju (Juhariah),” ujar Ade. Ade juga menolak motif Silvi dan kekasihnya, Hagistko Pramada (22), bersekongkol dengan Juhariah untuk membunuh Asep karena tidak mendapatkan restu setelah menjalani hubungan selama empat tahun terakhir. “Kami, empat bersaudara, keluarga rasa teman. Kalau masalah menikah (direstui) atau tidak, kakak saya itu akan cerita, kalau memang ada pembicaraan menikah, akan cerita ke keluarga besar,” tutur Ade. “Dia (Pram) main ke sini (rumah) dipersilakan. Bahkan, hari Sabtu (22 Juni), kan kejadian hari Kamis (27 Juni), Pram ke sini, ajak istrinya (Juhariah) dan anaknya (Silvia) main ke mal. Sama almarhum, itu dipersilakan,” ungkap Ade lagi. Oleh karena itu, Ade menduga bahwa motif pembunuhan bercanda oleh tiga tersangka ini untuk menguasai harta Asep. “Menurut hemat saya, ini pasti penguasaan harta. Kalau cuma melalui pinjaman online (pinjol), itu belum satu tahun juga habis untuk bertiga. Tapi dia (Juhariah) tahu asetnya, usahanya, warisannya, kendaraannya,” pungkas Ade. Diberitakan sebelumnya, pembunuhan berencana terhadap pengusaha aksesori bernama Asep berlangsung di rumah korban, RT 03/RW 04, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/6/2024) dini hari. Aksi tindak pidana ini dilakukan oleh istri Asep, anak pertamanya, dan kekasih anaknya saat Asep tengah tertidur pulas di ruang tengah. Para tersangka sudah merencanakan pembunuhan selama dua pekan sebelum kematian korban. Bahkan, Asep sempat dua kali diracun oleh mereka, namun gagal. Sementara, beberapa jam setelah Asep tewas, para tersangka mengajukan pinjaman online (pinjol) melalui ponsel korban senilai Rp 56,5 juta. Pencairan dana berhasil, uang tersebut ditransfer melalui mobile banking ke rekening Silvia. Mereka menyisakan uang Rp 53.000 pada rekening Asep. Pembunuhan berencana terbongkar setelah keluarga Asep mencium adanya sejumlah kejanggalan, salah satunya adalah panggilan telepon dari customer service pinjol yang hendak menagih utang. Usai mengantongi sejumlah barang bukti, keluarga Asep melaporkan peristiwa dugaan pembunuhan ke pihak kepolisian pada 11 Juli 2024. Menindaklanjuti laporan tersebut, polisi membongkar makam Asep demi kepentingan penyelidikan pada 16 Juli 2024. Kini, ketiga pelaku telah ditangkap dan mendekam di balik jeruji besi. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)