Sentimen
Positif (98%)
23 Jul 2024 : 17.40
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok

Partai Terkait

Joe Biden Goncang Kurs Rupiah, Pasar Waspadai Ketidakpastian

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Ekonomi

23 Jul 2024 : 17.40

 

PIKIRAN RAKYAT - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan terus menguat dalam waktu dekat.

Kondisi ini terjadi setelah Presiden Joe Biden mengeluarkan pernyataan soal pengunduran dirinya sebagai kandidat di Pilpres AS 2024 dan mendukung Kamala Harris sebagai penggantinya.

"Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa tidak akan mencalonkan diri kembali dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon dari Partai Demokrat, sementara Donald Trump tetap menjadi calon terdepan dalam pemilihan presiden," ujar dia.

Keputusan Joe Biden dibaca sebagai ketidakpastian yang lebih tinggi akan hasil Pemilu AS November mendatang. Hal tersebut

Hal tersebut membuat beberapa pihak menurunkan suku bunga kebijakan.

Imbas berubahnya peta Pilpres AS 2024, di awal perdagangan pagi ini, rupiah menguat 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.220 per dolar AS.

Josua memprediksi rupiah akan berada di kisaran Rp16.175 per dolar AS sampai dengan Rp16.275 per dolar AS.

Di sisi lain, bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBoC), memutuskan untuk menurunkan suku bunga kebijakan pada sesi pertama pasar Asia.

PBoC menurunkan suku bunga acuan 1 tahun dan 5 tahun sebesar 10 basis poin (bps) menjadi 3,35 persen dan 3,85 persen.

Tak hanya kurs Rupiah, kepemilikan asing pada surat berharga negara (SBN) Indonesia naik sebesar Rp0,02 triliun menjadi Rp811 triliun atau 14,01 persen dari total outstanding pada 19 Juli 2024.

Dalam situasi tersebut, Pemerintah Indonesia akan mengadakan lelang obligasi negara dengan target indikatif sebesar Rp22 triliun. Seri yang dilelang dalam lelang kali ini adalah SPN3mo, SPN12mo, FR0101, FR0100, FR0098, FR0097, dan FR0102.

Harga Emas Melonjak

Senin pagi, harga emas mengalami kenaikan ringan seperti terlihat di pasar Asia. Emas naik 0,5 persen didorong oleh minat investor pada aset safe-haven di tengah ketidakpastian yang meningkat terkait kampanye pemilu AS yang berpotensi penuh gejolak.

Di saat bersamaan, dolar melemah diduga karena beberapa trader mempertimbangkan kemenangan Trump yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi pelemahan mata uang AS.

Biasanya, penguatan dolar berdampak negatif pada harga emas, yang diperdagangkan dalam dolar.

Pekan lalu, harga emas sendiri mencapai rekor tertingginya bersamaan dengan berembusnya kabar angin bahwa Federal Reserve akan melonggarkan kebijakan moneter.

Dikutip dari Mining Weekly, gold spot naik 0,5 persen di Singapura, menjadi 2.411,33 Dolar Amerika Serikat. Sementara dollar spot turun 0,2 persen.

Menurut Capital Brief, emas batangan naik sebanyak 0,5 persen pada dini hari di Australia, dan naik 0,35 persen menjadi 2,409.27 Dolar Amerika Serikat (3,602.75 Dolar) pada pukul 10:45 AEST.

Di tempat lain, harga Bitcoin pulih dari penurunan segera setelah pengumuman Biden, dan naik 0,88 persen menjadi 68.335,31 Dolar Amerika.***

Sentimen: positif (98.4%)