Sentimen
Negatif (64%)
20 Jul 2024 : 14.46
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Cilandak

Marak Kasus Penggelapan Uang Selebgram, Kriminolog: Pelaku "Mirroring" Gaya Hidup Korban

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

20 Jul 2024 : 14.46
Marak Kasus Penggelapan Uang Selebgram, Kriminolog: Pelaku "Mirroring" Gaya Hidup Korban Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mengatakan, maraknya kasus penggelapan uang selebgram oleh karyawannya sendiri karena para pelaku meniru gaya hidup korbannya. "Kalau saya lebih menduga soal gaya hidup ya. Misalnya dia (korban) sebagai seorang artis, lalu yang tadinya enggak terkenal jadi terkenal pasti gaya hidupnya berubah. Lalu, dia (pelaku juga ingin) mengubah gaya hidupnya," kata Adrianus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/7/2024). Aktivitas pelaku dan korban yang selalu beriringan setiap hari akhirnya membuat jalinan komunikasi di antara mereka kian membaik. "Pasti (meniru), karena dia dekat sekali hubungannya kan (sama korban)," ungkap Adrianus. Kondisi itu menimbulkan perubahan keinginan dari pelaku karena tanpa sengaja, ia juga sering menjalani aktivitas atau mengetahui berbagai informasi tentang korban. "Karena sebagai manajer atau sebagai staf pribadi, dia justru sudah mengetahui semuanya gitu kan. Sudah pegang informasi A-Z dari si artis," tutur Adrianus. Adrianus mengungkapkan, kejahatan ini rentan terjadi karena berawal dari status hubungan kerja yang tidak profesional. Menurutnya, pada kebanyakan kasus, hubungan manajer dan artis biasa dimulai dari jalinan pertemanan. "Saya berpendapat bahwa memang kelihatannya hubungan antara manajer atau staf pribadi dengan artis, ya itu awalnya tidak dimulai dari hubungan kerja profesional, namun pertemanan," ujar Adrianus. Kondisi dan waktu kebersamaan antara manajer dan artis ketika masih merintis karir hingga mulai sukses membuat pelaku perlahan memperoleh sedikit demi sedikit kepercayaan dan kekuasaan. "Timbul konflik peran kan, yang mana dia (pelaku) merasa sebagai menguasai sang artis. Nah, ketika kemudian sang artis ini naik kelas (semakin terkenal) dan penghasilannya mungkin lebih banyak, dia juga pasti ingin begitu kan," lanjut Adrianus. Terlebih, karena hubungan kerja berawal dari pertemanan itu akhirnya menimbulkan kecanggungan ketika harus dalam konteks formal. "Karena dia bermula dari hubungan kerja yang informal gitu, pada saatnya dia sudah (harus) mulai formal, ya sudah terlanjur. Sebab, (mereka) sudah terbiasa dengan pendekatan informal dan akhirnya susah (diubah) tuh," ucap Adrianus. Berdasarkan keterangan Adrianus, peluang para pelaku melakukan aksi penggelapan uang terletak pada peningkatan tarif iklan sang artis. "Ya, kalau cuma dari sekedar (ambil) barang (artis) ya itu kecil. Tapi yang kemudian lebih sering adalah menaikkan harga atau billing ," ucap Adrianus. Dikarenakan urusan kontrak iklan dengan pihak ketiga dipegang oleh manajer, hal ini menjadi celah baginya untuk nyeleneh dari kesepakatan pelaku dan artis atas tarif iklan. "Jadi kepada vendor bilangnya Rp 1 juta, namun ketika dia bukukan (rekap uang) yang dituliskannya Rp 500.000," ujar Adrianus. "Nah Rp 500.000 lagi itu dia sudah kantungi kan. (Ya itu) karena tidak ada mekanisme pengawasan, maka sang artis juga enggak tau, enggak ada audit," tambahnya. Dari modus ini Adrianus menjelaskan, jumlah dana yang digelapkan pelaku terus bertambah. "Jadi (pelaku) tambah kaya, tambah macam-macam (modus kejahatannya) kayak yang tadi. Itu karena dia main potong sendiri, dia main beda harga gitu-gitu," terang Adrianus. Sebagai informasi, dalam sebulan terakhir ini, kasus penggelapan uang yang melibatkan selebgram dan karyawannya sendiri sudah terdengar dua kali. Pada Jumat (19/7/2024), Selebgram Karin Novilda (Awkarin) melaporkan pegawainya atas kasus dugaan penggelapan dana. "Iya betul (Awkarin) ada buat laporan. Pelapor Karin Novilda, terlapornya kalau enggak salah adminnya," kata Kapolsek Cilandak Kompol Wahid Key saat dihubungi, Jumat (19/7/2024). Wahid mengungkapkan, laporan itu berisi dugaan penggelapan dana sekitar Rp 300-400 juta. "Dugaan penggelapannya, jadi kita lagi dalami jumlahnya, tapi dia melaporkan sekitar Rp 300-400 juta," ucap Wahid. Tak hanya Awkarin, selebgram Fujianti Utami Putri atau Fuji juga menjadi korban penggelapan uang oleh mantan manajernya hingga mencapai Rp 1,3 miliar. "Uang sejumlah Rp. 1.312.997.100 saat ini sudah tidak ada dan sudah habis digunakan untuk keperluan pribadinya," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Berat AKBP Andri Kurniawan saat dikonfirmasi, Jumat (5/7/2024). Andri mengungkapkan, uang itu juga digunakan untuk keperluan entertainment saat Batara masih menjadi manajer Fuji. "Dan keperluan entertaint selama dia masih menjadi manajer dari korban," ujar Andri. Andri melanjutkan, uang tersebut adalah hasil pembayaran dari 21 agensi iklan yang Fuji kerjakan sejak September 2023. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (64%)