Sentimen
Positif (47%)
20 Jul 2024 : 02.13
Tokoh Terkait
Firdaus

Firdaus

Waspada, Efek Kecubung Picu Kerusakan Otak

20 Jul 2024 : 02.13 Views 2

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Hiburan

Jakarta, Beritasatu.com - Psikiater Konsultan Adiksi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Samang Lihum sekaligus anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI), Dr Firdaus Yamani mengungkapkan kecubung atau dikenal juga sebagai datura memiliki efek yang sama dengan ganja, yakni halusinogenik.

“Ya kecubung dengan ganja efeknya sama-sama halusinogenik,” ujar Dr Firdaus pada media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia, Jumat (19/7/2024).

Efek tersebut dapat menyebabkan halusinasi, terutama halusinasi visual. Efek halusinogenik ini juga dapat membuat seseorang berbicara tidak jelas (meracau) dan merasa gelisah.

“Menyebabkan halusinasi terutama berupa visual atau kemudian juga bisa melakukan bicara meracau dan gaduh gelisah, jadi efeknya hampir sama dengan ganja karena sama-sama halusinogenik,” kata Dr Firdaus Yamani.

Namun, meskipun efeknya serupa, senyawa kimia yang menyebabkan halusinasi dalam kedua tumbuhan ini berbeda. Kecubung (datura) mengandung senyawa bernama skopolamin yang bertanggung jawab atas efek halusinogenik dan gangguan lainnya.

Sementara, ganja (cannabis) mengandung senyawa tetrahidrokanabinol (THC) yang menyebabkan efek halusinogenik pada pengguna. Jadi, meskipun kedua tumbuhan ini dapat menghasilkan efek yang mirip, bahan kimia yang terkandung di dalamnya berbeda.

“Kandungan di dalamnya yang berbeda, kalau kecubung psikopolamin kalau diganja karena binod,” pungkasnya.

Lebih lanjut Dr Firdaus menambahkan penyembuhan atau efek kecubung dapat hilang dengan waktu yang berbeda. Efek samping bagi pasien yang pertama kali menggunakan kecubung bisa hilang dalam waktu sekitar satu minggu.

"Sedangkan penggunaan kecubung secara berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan otak yang lebih serius, yakni gangguan jiwa, mengalami perilaku yang tidak teratur, dan penurunan fungsi kognitif, yang berarti kemampuan berpikir dan memproses informasi mereka menurun,” jelasnya.

Sentimen: positif (47.1%)