Sentimen
Negatif (98%)
20 Jul 2024 : 05.49

Semester II, Obligasi Jatuh Tempo Tembus Rp 83,5 Triliun

20 Jul 2024 : 05.49 Views 2

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengumumkan obligasi yang akan jatuh tempo pada semester II 2024 mencapai Rp 83,5 triliun. Mayoritas adalah perusahaan swasta dibandingkan perusahaan BUMN.

Head of Economic Research Division Pefindo Suhindarto mengatakan, memasuki paruh kedua 2024, korporasi bersiap menghadapi gelombang jatuh tempo obligasi yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. 

“Berdasarkan data terbaru Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) akhir Juni, nilai obligasi yang jatuh tempo dari Juli hingga Desember 2024 mencapai Rp 83,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2023,” jelasnya dalam media update Pefindo di Jakarta, Kamis (18/7/2024) dikutip Investor Daily.

Suhindarto mengatakan nilai surat utang yang jatuh tempo lebih besar pada kelompok swasta (non-BUMN) dibandingkan BUMN grup. Adapun secara nilai, obligasi non-BUMN yang akan jatuh tempo pada semester II 2024 sebesar Rp 43,15 triliun. Sementara BUMN grup sebesar Rp 40,37 triliun. 

Berdasarkan sektornya, perbankan dan multifinance menjadi yang terbesar, dengan kelompok BUMN grup mendominasi sektor perbankan, sementara non-BUMN mendominasi pada sektor multifinance.

Assistant Vice President Financial Institution Ratings Pefindo Kresna Armand menyatakan, pada paruh kedua tahun ini, pembayaran obligasi jatuh tempo diproyeksikan berjalan stabil. 

“Kami melihat tidak ada masalah signifikan di sektor financial institution (FI), tidak ada prospek yang mengkhawatirkan terkait pelunasan utang jatuh tempo pada 2024 dari sektor FI,” ujar dia.

Head of Non-Financial Institution Pefindo Yogie Surya Perdana menekankan pentingnya mitigasi risiko perusahaan. Kesiapan jatuh tempo obligasi di level emiten adalah kasus per kasus. “Perusahaan yang mampu mengelola risiko mata uang dan bunga dengan baik akan memiliki risiko gagal bayar lebih rendah,” kata dia.

Sentimen: negatif (98.8%)