BBM Baru Bakal Meluncur, Harga Bisa Lebih Mahal?
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjelaskan soal rencana pemerintah meluncurkan BBM jenis baru. Menurut Dadan, rencana tersebut tak lain berkaitan dengan aspek lingkungan.
Dadan mencontohkan DKI Jakarta sebagai wilayah dengan polusi tinggi. Menurutnya hal itu tak lepas dari tingginya sulfur dari BBM yang dikonsumsi pengendara.
"Kan kita lihat saja di Jakarta kalau dari sisi lingkungan, dari sisi polusi itu salah satunya dari sisi bahan bakar. Bahan bakar di kita sulfurnya tinggi sampai 2.500 ppm. Padahal kalau kita Euro 4 yang sudah di ASEAN juga diterapkan, sulfurnya 50. Terhadap 2.500 jadi kita 50 kali lipat," katanya saat ditemui di kantor ESDM, Jumat (19/7/2024).
Oleh karena itu pemerintah terus mengkaji agar BBM di Indonesia semakin bersih, utamanya di kota yang polusinya tinggi. Dadan juga menyebut BBM baru diproduksi di dalam negeri sambil memastikan kesiapan suplai.
Soal harga yang ditetapkan terhadap BBM baru, Dadan meminta untuk mengecek pada indeks harga internasional. Namun ia menjelaskan bahwa semakin bagus kualitas BBM maka semakin mahal harganya.
"Kalau per sekarang cek aja di dalam indeks harga internasional, kan bisa dicek. Kalau sulfurnya sekian, dengan yang 50, yang 10, kan makin bagus harganya menyesuaikan," imbuhnya.
Saat dikonfirmasi apakah pemerintah akan memberi subsidi, Dadan menyatakan pihaknya belum memutuskan. Yang pasti pemerintah tetap mempertimbangkan aspek suplai hingga kemampuan daya beli masyarakat dapat terjaga.
"Kita belum memutuskan seperti apa. Tapi bahwa pemerintah berkeinginan menyediakan BBM yang semakin bersin. Kan pemerintah dari sisi suplai ada masyarakat tetap terjaga, kemampuan terbelinya harus bisa dipastikan ini bisa," bebernya.
(ily/kil)Sentimen: positif (91.4%)