Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Michigan
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Partai Demokrat Pening, Ini yang Terjadi jika Biden Batal Nyapres
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terus mendapatkan tekanan untuk mundur dari kontestasi pemilihan presiden November mendatang. Sejumlah pihak mempertanyakan kesiapannya untuk memimpin negara adidaya itu tatkala dirinya telah memasuki usia senja dan memiliki persoalan kognitif.
Kekhawatiran terbesar semakin datang saat pendahulu yang juga mantan presiden saat Biden menjadi wakil presiden, Barack Obama, mengungkapkan kekhawatirannya kepada sekutu-sekutunya bila figur 81 tahun terus maju.
Mantan Ketua DPR Nancy Pelosi secara pribadi memberi tahu Biden bahwa partai mungkin kehilangan kesempatan untuk menguasai DPR jika dia tidak mundur dari perlombaan. Ia juga menyajikan hasil jajak pendapat kepada Biden yang menunjukkan kemungkinan besar dia tidak dapat mengalahkan Donald Trump.
Biden sendiri sejauh ini memutuskan untuk tidak mundur. Ia menegaskan dirinya mungkin akan mundur bila memang kondisi kesehatannya sudah dirasa tidak baik untuk memimpin AS.
"Jika saya memiliki suatu kondisi medis yang muncul, jika seseorang, jika dokter datang kepada saya dan berkata, 'Anda mengalami masalah ini, masalah itu,'" ungkap Biden.
Namun, bila dirinya mundur, delegasi yang berjanji dapat memberikan suara mereka untuk calon baru. Menurut aturan Partai Demokrat, yang menaungi Biden, jika tidak ada kandidat yang meraih suara mayoritas pada konvensi pemungutan suara pertama, maka lebih dari 700 "delegasi super" dapat bergabung dalam pemungutan suara berikutnya.
Pemungutan suara kemudian akan berlanjut sampai satu kandidat memenangkan mayoritas delegasi. Jika Biden meninggal, mengundurkan diri, atau menderita "cacat" setelah konvensi ditunda pada 22 Agustus, maka ketua Komite Nasional Partai Demokrat saat ini Jaime Harrison, akan berunding dengan para petinggi Partai Demokrat di Kongres dan Asosiasi Gubernur Demokrat tentang penggantinya.
Calon Potensial
Meningkatnya tekanan terhadap Biden untuk mengundurkan diri telah menyoroti Wakil Presiden Kamala Harris, yang oleh banyak pakar dan pakar dipandang sebagai pilihan paling mungkin untuk menggantikannya dalam ajang pemilihan presiden.
"Tentu saja wakil presiden adalah pilihan yang logis," kata Meena Bose, direktur Pusat Studi Kepresidenan Amerika Peter S. Kalikow di Universitas Hofstra, dalam sebuah wawancara, yang dikutip CNBC International, Jumat (19/7/2024).
Tokoh penting Partai Demokrat lainnya, seperti Gubernur Kalifornia Gavin Newsom atau Gubernur Michigan Gretchen Whitmer, disebut-sebut sebagai alternatif yang berpotensi lebih kuat terhadap Harris. Namun hampir semua tokoh tersebut sudah menyatakan tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024.
"Waktunya sangat sempit dan sulit untuk melakukan kampanye untuk siapapun selain wakil presiden," kata Bose.
Direktur Pusat Media USC Annenberg dan mantan jurnalis, Christina Bellantoni, mengatakan Harris merupakan salah satu pilihan yang baik bagi Demokrat dan Biden. Ia dirasa mampu meneruskan program-program Biden.
"Anda bisa berargumen bahwa dia bisa meneruskan warisannya, bahwa dia adalah pilihan berikutnya, semua itu," katanya.
(luc/luc)
Sentimen: positif (93.4%)