Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Yerusalem
Tokoh Terkait
Menteri Garis Keras Israel Mendadak Kunjungi Masjid Al-Aqsa, Ada Apa?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir telah melakukan kunjungan ke Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Kamis (18/7/2024). Kunjungannya ini dilakukan saat tensi politik antara Israel dan Palestina memanas, di mana lawatannya ini dikhawatirkan memicu konflik lebih lanjut.
Dalam sebuah video yang beredar, Ben-Gvir, yang merupakan menteri ultra kanan Yahudi, mengatakan dirinya pergi ke lokasi tersebut untuk berdoa bagi kembalinya tawanan Israel. Namun ia menitikberatkan bahwa kembalinya sandera itu dilakukan 'tanpa kesepakatan yang gegabah' dan juga tanpa 'adanya poin menyerah'.
"Saya berdoa dan bekerja keras agar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak tekanan internasional untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata dan malah melanjutkan kampanye militer di Gaza," ujarnya dikutip The Guardian.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk kunjungan Ben Gvir sebagai 'gangguan provokatif' yang membahayakan status quo yang rapuh terkait kompleks Yerusalem.
Ucapan ini juga digemakan kembali oleh Hamas, yang mengatakan tindakan Ben-Gvir adalah 'eskalasi berbahaya'. Kelompok milisi itu meminta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab untuk mengambil tindakan serius untuk menghentikan pelanggaran sistemik terhadap situs suci tersebut.
Kunjungan Ben-Gvir ke Al Aqsa dilakukannya saat tim perunding antara Hamas dan Israel masih terus berupaya menemukan kesepakatan. Perundingan itu ditakutkan akan terhambat oleh adanya lawatan ini.
Kompleks masjid Al Aqsa merupakan situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Situs ini juga dihormati oleh orang-orang Yahudi, yang menyebutnya sebagai Temple Mount.
Berdasarkan status quo, non-Muslim boleh mengunjungi situs tersebut tetapi tidak bisa berdoa. Namun, pengunjung Yahudi makin menentang larangan tersebut.
Warga Palestina menilai sikap warga Yahudi tersebut merupakan bentuk provokasi karena langkah itu bisa saja dilakukan untuk mengambil alih Al Aqsa. Apalagi, status Ben-Gvir yang terus mendorong perluasan pemukiman Yahudi di Gaza dan seluruh Tepi Barat, yang menurut dunia internasional ilegal.
Kunjungan para menteri Israel ke Al Aqsa juga telah terbukti menjadi pemicu protes dan kekerasan di masa lalu. Ini terutama saat kunjungan Perdana Menteri Ariel Sharon pada tahun 2000 yang memicu pemberontakan yang dikenal sebagai intifada kedua.
Sementara itu, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Kirby, mengatakan bahwa Gedung Putih "prihatin dengan retorika dan tindakan yang kontraproduktif terhadap perdamaian dan keamanan di Tepi Barat", tanpa menyebut nama Ben-Gvir.
"Presiden cukup keras menyampaikan keprihatinannya, misalnya, terhadap kekerasan pemukim dan kami juga menyatakan keprihatinan kami mengenai aktivitas dan retorika para pemimpin Israel tertentu," ujarnya.
"Dan kekhawatiran tersebut tetap ada, dan kami akan terus mendesak rekan-rekan Israel untuk melakukan hal-hal yang tidak mengobarkan semangat atau dapat mengarah pada atau mendorong aktivitas kekerasan."
(luc/luc)
Sentimen: negatif (100%)