Sentimen
Positif (98%)
19 Jul 2024 : 02.05
Informasi Tambahan

Institusi: UGM

Kab/Kota: Tebet

Kasus: PHK

Disrupsi AI Makin Nyata di Dunia Kerja, Ini Skill yang Diperlukan Pekerja Era Modern

19 Jul 2024 : 02.05 Views 3

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Nasional

Jakarta, Beritasatu.com - Pesatnya perkembangan AI (artificial intelligence) saat ini berdampak signifikan pada dunia pekerjaan. Menurut studi Goldman Sachs, AI telah mengganggu dan memengaruhi 300 juta pekerjaan di seluruh dunia, mengancam gelombang PHK massal di berbagai sektor industri.

Namun, ada keterampilan dan kemampuan yang bisa ditingkatkan oleh para pekerja untuk bertahan dari disrupsi AI ini. President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir menyatakan para pekerja harus memiliki potensi diri yang lebih dari rata-rata pekerja.

"Sebagai pekerja, kita harus melakukan upskill. Ini adalah kata kuncinya. Jika sebelumnya kita bekerja dengan metode yang telah diterapkan sejak lama, sekarang kita harus belajar mengadopsi dan mempelajari keterampilan baru," kata Dharma saat menjadi pembicara dalam acara MBA Catalyst Summit 2024 dengan tema "Thrive in the New Economy: Tech, Sustainability & Growth" di Auditorium MM UGM, Tebet, Jakarta, pada Kamis (18/7/2024).

Dharma menjelaskan bahwa di era sekarang, para pekerja tidak dapat menghindari disrupsi AI. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari penggunaan AI dalam menyelesaikan pekerjaan.

"Kita juga dapat menggunakan keterampilan yang kita miliki sekarang dengan ditambah kemampuan AI. Pemimpin masa kini menginginkan karyawannya memiliki kemampuan AI," tuturnya.

Berdasarkan laporan Microsoft dan LinkedIn bertajuk "Work Trend Index 2024," dampak disrupsi AI ini mengakibatkan perubahan sebesar 68% pada keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pada 2030.

Lebih lanjut, dalam laporan tersebut disebutkan lima keterampilan yang dianggap penting di era kecerdasan buatan. Beberapa keterampilan baru yang perlu ditingkatkan meliputi pemecahan masalah (problem solving), teknologi informasi dan web (IT & web), berpikir kritis (critical thinking), serta keterampilan komunikasi.

Selain itu, 92% pemimpin di Indonesia menganggap pentingnya adopsi AI untuk menjaga keunggulan kompetitif perusahaan. Namun, 48% dari mereka khawatir bahwa kepemimpinan di organisasi mereka belum memiliki rencana untuk menerapkan AI dalam perusahaan.

Sentimen: positif (98.5%)