Sentimen
Positif (79%)
18 Jul 2024 : 21.40
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow, Beijing

Kasus: penembakan

Tokoh Terkait

China & Rusia Tiba-Tiba Tembak Senjata Dekat RI, Ada Apa?

18 Jul 2024 : 21.40 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Angkatan Laut China dan Rusia tiba-tiba menembakkan senjata di Laut China Selatan (LCS). Ini terjadi seiring dimulainya latihan gabungan keduanya di Pasifik sejak pekan lalu.

Latihan tersebut bertajuk 'Maritime Joint-2024'. Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan selama manuver laut mereka, awak kapal Armada Pasifik Rusia dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan penembakan artileri sebagai bagian dari latihan gabungan tersebut.

"Patroli gabungan China-Rusia telah mendorong kerja sama yang lebih dalam dan praktis antara keduanya dalam berbagai arah dan bidang. Dan secara efektif meningkatkan kemampuan kedua belah pihak untuk bersama-sama menanggapi ancaman keamanan maritim," kata salah satu pejabat Angkatan Laut PLA, Wang Guangzheng, seperti dikutip CCTV, dikutip Kamis (18/7/2024).

Tidak diketahui pasti di mana lokasi latihan persisnya di LCS. Namun diketahui kapal-kapal yang berpartisipasi berangkat dari Zhanjiang di provinsi Guangdong, China selatan.

Sementara itu, penjaga pantai Amerika Serikat (AS) dan Filipina juga melakukan latihan gabungan, latihan pencarian dan penyelamatan bilateral. Hal ini diumumkan Angkatan Laut AS Rabu.

Operasi tersebut, yang melibatkan kapal pemotong Penjaga Pantai AS dari Armada ke-7 AS dan kapal patroli Filipina. Ini mencakup pelatihan pelayaran dan pencarian dan penyelamatan bersama, evolusi transfer personel, dan pelayaran bilateral.

China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas" pada tahun 2022 ketika Presiden Vladimir Putin mengunjungi Beijing beberapa hari sebelum invasi Ukraina. China masih belum mengutuk invasi tersebut dan telah meningkatkan ekspornya ke Rusia, membantu Moskow menjaga ekonomi perangnya tetap bertahan.

Kemitraan "tanpa batas" tersebut membuat perdagangan dua arah mencapai rekor US$240,1 miliar pada tahun 2023, naik 26,3% dari tahun sebelumnya, menurut data bea cukai China. Sementara perdagangan China-AS turun 11,6% tahun lalu menjadi US$664,5 miliar.

Perlu diketahui LCS diklaim China 90%. Ini menyebabkan negeri itu panas dengan beberapa negara ASEAN, termasuk Filipina. Dengan RI, beberapa kali laporan menyebutkan patroli keamanan China masuk ke Natuna.


(sef/sef)

Sentimen: positif (79.5%)