Pakar: Intervensi Pemerintah Diperlukan untuk Tekan Harga Obat di Indonesia
Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, Beritasatu.com - Pakar Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menanggapi fenomena mahalnya harga obat di Indonesia dengan menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengintervensi rantai distribusi dan produksi obat.
Tjandra mengatakan bahwa seluruh proses produksi dan distribusi obat, mulai dari pembuatan hingga sampai ke tangan konsumen, perlu diawasi. Dia yakin bahwa masalah ini dapat diatasi jika dipantau langsung oleh pemerintah.
“Jika proses tersebut diintervensi, mudah-mudahan harga obat bisa turun,” kata Tjandra kepada Beritasatu.com beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan bahwa cara paling tepat untuk mengintervensi adalah dengan memetakan setiap proses mulai dari produksi hingga distribusi untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Tjandra juga menyoroti tingginya harga obat yang diduga akibat tingginya impor bahan baku obat di Indonesia. Dia menyatakan Indonesia mampu memproduksi bahan baku obat sendiri seperti negara lain.
“Jika negara lain bisa, mengapa kita tidak bisa?” ucap Tjandra.
Dia menyebut India dan Malaysia sebagai contoh negara yang memiliki harga obat jauh lebih murah dibandingkan Indonesia. India mampu menekan harga obat karena memiliki sumber daya manusia (SDM) yang melimpah, sementara Malaysia mampu menekan harga obat meskipun populasinya lebih kecil daripada Indonesia.
“Malaysia relatif lebih kecil populasinya, jadi pasti ada faktor-faktor yang bisa kita pelajari,” tambahnya.
Tjandra yakin bahwa Indonesia memiliki peluang untuk mandiri dalam memproduksi bahan baku obat, yang nantinya dapat menekan tingginya harga obat di Indonesia.
Namun, Tjandra menyerahkan masalah ini kepada pihak yang lebih ahli di bidangnya. Dia menegaskan bahwa pada akhirnya, masyarakat ingin mendapatkan obat yang berkualitas dan terjangkau.
Sentimen: positif (88.6%)