Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: Teroris
Partai Terkait
Tokoh Terkait
81 Orang Tewas, 198 Terluka, Israel Tak Kenal Ampun
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional
PIKIRAN RAKYAT - Pasukan Israel kian brutal menyerang daerah-daerah di Jalur Gaza tengah sejak Rabu, 17 Juli 2024. Sedikitnya sembilan warga Palestina tewas, sementara tank-tank Israel melakukan serangan terbatas lebih jauh ke Rafah di selatan.
Selama 24 jam terakhir, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 81 warga Palestina dan melukai 198 orang, berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Di Rafah, dua orang tewas dalam serangan udara, sambil tank-tank IOF melakukan serangan di utara kota sebelum mundur. Demikian taktik baru Israel belakangan. Serentak menyerang beberapa titik bersamaan, sebelum menggempur lebih dalam.
Militer Israel di sisi lain mengatakan pasukannya telah melenyapkan apa yang mereka sebut sebagai sel teroris, dan sebuah peluncur yang digunakan untuk menembaki pasukan mereka.
"Kami melanjutkan aktivitas operasional berbasis intelijen yang tepat di wilayah Rafah," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis, 18 Juli 2024.
Dikatakan pula bahwa serangan Udara mereka telah mengenai 25 sasaran di seluruh Jalur Gaza selama satu hari terakhir.
Pasukan IOF hingga kini masih beroperasi di wilayah tengah, sebagian untuk membongkar bangunan yang digunakan 'Hamas' mengamati para tentara.
Setidaknya 38.000 lebih warga Palestina telah tewas dalam serangan balasan Israel sejak itu, tercatat dalam keterangan otoritas kesehatan Gaza.
Solusi Dua Negara dalam KehancuranProspek solusi dua negara Israel-Palestina terancam hancur. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sepenuhnya menyalahkan Israel Penjajah atas persoalan ini.
Pasalnya, prospek Two States Solution ini gagal disebabkan oleh kebijakan Israel Penjajah terhadap Tepi Barat yang Diduduki. Kekerasan dan penangkapan meningkat di wilayah tersebut belakangan.
Sedang, Israel telah mengontrol daerah itu sejak genosida Gaza meletus pada 7 Oktober 2023 lalu. Kini, melalui langkah-langkah administratif dan hukum, Israel mengubah geografi Tepi Barat.
Hal itu dijelaskan Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh kepala stafnya, Courtenay Rattray, dalam pertemuan Dewan Keamanan, Rabu, 17 Juli 2024.
"(Dengan aturan baru tersebut) perluasan pemukiman (Israel) diperkirakan akan meningkat karena ada perampasan lahan dalam jumlah besar di kawasan strategis dan perubahan perencanaan, pengelolaan lahan, serta tata kelola," ujar Guterres.
“Perkembangan terkini semakin mempertaruhkan prospek solusi dua negara,” kata Sekjen PBB tersebut.
Israel juga diketahui mengambil tindakan hukuman terhadap Otoritas Palestina yang dipimpin Fatah, dan melegalkan lima pos terdepan Israel di Tepi Barat.
Netanyahu cs membangun pos-pos tersebut sebagai bagian dari penjajahan dan pendudukannya di Tepi Barat sejak tahun 1967 silam.
“Kita harus mengubah arah (kebijakan). Semua aktivitas pemukiman (Israel) harus segera dihentikan,” kata Guterres. ***
Sentimen: negatif (100%)