Sentimen
Positif (98%)
18 Jul 2024 : 11.40
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tangerang, Bekasi, Bogor, Cawang, Tanjung Priok, Surabaya, Cilincing, Malang, Sukabumi, Cianjur

Kasus: Kemacetan, kecelakaan

Industri Logistik Sebut Tarif Tol Masih Mahal

18 Jul 2024 : 11.40 Views 3

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Bekasi, Beritasatu.com - Jalan Tol Lingkar Luar (JORR) 2 akhirnya melingkar penuh sepanjang 111 kilometer, setelah Tol Cimanggis-Cibitung tersambung utuh sepanjang 26,18 kilometer. Hal itu ditandai dengan rampungnya ruas 2B segmen Cibitung Junction-Simpang Susun Cikeas pada Selasa (9/7/2024) pekan lalu.

Hadirnya ruas Tol Cimanggis-Cibitung yang juga terkoneksi dengan Tol Cibitung-Cilincing, diakui oleh sejumlah pengguna jalan sangat membantu mobilitas kendaraan, terutama dalam memecah kemacetan di jalan tol pada jam sibuk.

Namun, Tol Cibitung-Cilincing yang merupakan bagian dari tol JORR 2 yang langsung terhubung langsung dengan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dinilai masih terlalu mahal bagi pelaku logistik.

"Betul (tarif Tol Cibitung-Cilincing mahal)," kata CEO Supply Chain Indonesia, Setijadi, saat dikonfirmasi Beritasatu.com, Kamis (18/07/2024).

Sementara itu, Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Sugi Purnoto mengatakan Tol JORR 2 sudah ditunggu banyak pihak cukup lama, termasuk industri transportasi dan logistik. 

Konektivitas jalan tol itu berdampak penting untuk aliran logistik, terutama untuk pengiriman ke wilayah selatan Jakarta sampai Bogor, Cianjur, Ciawi, dan Sukabumi yang selama ini tersentralisasi di akses simpang susun Cikunir dan JORR atau akses Halim, Cawang, dan Tol Jagorawi.

"Akses tol ini dapat mengurangi waktu tempuh antara 30-60 menit jika dibandingkan akses Cikunir dan Cawang. Jika tarif tol kompetitif, maka efisiensi transportasi logistik bisa mencapai 30-50% yang diperoleh dari penurunan biaya operasional, biaya perawatan (maintenance), utilisasi aset, serta peningkatan kecepatan (lead time) pengiriman dan penurunan risiko kecelakaan," kata dia kepada Beritasatu.com, Kamis (18/07/2024).

Ia melanjutkan, bagi industri manufaktur, jalan tol tersebut akan memperlancar dan mempercepat proses pengiriman bahan baku (inbound), baik dari pelabuhan maupun pemasok lokal, juga pengiriman produk ke perusahaan-perusahaan pelanggan.

"Peningkatan akses dengan jalan tol itu akan mendorong pembangunan dan pengembangan kawasan industri di dekat jalan tol dengan akses khusus. Beberapa ruas tol telah mendukung keberadaan sejumlah kawasan industri, seperti Tol Japek, Jagorawi, Jakarta-Tangerang, Jakarta-Merak, Surabaya-Malang, dan lain-lain," kata dia.

Bagi industri transportasi dan logistik, kata dia, keberadaan jalan tol berpotensi meningkatkan utilisasi armada, karena waktu tempuh (lead time) pengiriman menjadi lebih cepat antara 30-50%. Biaya operasional dan biaya pemeliharaan armada lebih efisien, karena akses tol memungkinkan armada berjalan dalam kondisi yang konstan dalam kisaran kecepatan 60-80 kilometer per jam.

Secara nasional, keberadaan jalan tol akan mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan nasional atau jalan arteri, seperti jalan Pantura, jalan arteri Cikopo-Padalarang, dan jalan lintas Sumatera. Hal ini juga berdampak terhadap pengurangan biaya pemeliharaan jalan nasional.

Sugi mengusulkan tarif Tol Cibitung-Cilincing untuk semua golongan maksimal 20-30% lebih tinggi dari tol JORR. Jika terlalu mahal, seperti Tol Pelabuhan dari Cibitung ke Priok, maka tol ini berpotensi kurang diminati penggunanya dan hanya digunakan sebagai alternative emergency, bukan untuk kegiatan operasional rutin termasuk bagi pelaku transportasi dan logistik.

"Tarif tol yang kompetitif akan mendorong pelaku usaha transportasi dan logistik untuk menggunakannya, sehingga potensi pendapatan operator jalan tol yang tinggi dapat diharapkan dari volume tinggi (jumlah yang banyak) kendaraan yang melaluinya," pungkas dia.
 

Sentimen: positif (98.4%)