Sentimen
Positif (91%)
17 Jul 2024 : 18.42

Harga Obat Mahal, Masyakarat Minta Menkes Prioritaskan Lapisan Bawah

17 Jul 2024 : 18.42 Views 1

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Nasional

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi baru-baru ini mengungkapkan bahwa harga obat di Indonesia yang mencapai lima kali lipat lebih tinggi daripada negara tetangga seperti Malaysia, disebabkan oleh ketidak-efisienan dalam perdagangan dan masalah tata kelola. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkomitmen untuk mencari solusi guna menurunkan harga obat di Indonesia.

Respons dari masyarakat terhadap hal ini sangat positif, meskipun sebagian merasa seharusnya langkah ini diambil lebih cepat mengingat harga obat non-generik yang tinggi telah berlangsung bertahun-tahun. Masyarakat meminta pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan sebagai aset negara.

"Menurut saya, tanggapannya harus lebih diperhatikan lagi karena kesehatan merupakan modal utama bagi negara, seperti kesehatan dan pendidikan. Banyak warga dari lapisan bawah yang belum mampu mengaksesnya, jadi ini harus menjadi prioritas," ujar Adriana, seorang pembeli obat di Pasar Pramuka, Jakarta, pada Rabu (17/7/2024).

Ia juga mengkritisi ketergantungan pada bahan baku impor yang menjadi penyebab utama mahalnya harga obat-obatan.

"Sebaiknya produksi lokal ditingkatkan sebanyak mungkin, karena ini akan mengurangi biaya impor dan membuat harga lebih terjangkau," tambah Adriana.

Di samping itu, Laode Erwin, pembeli obat lainnya di Pasar Pramuka, berharap pemerintah dapat membenahi tata kelola pendistribusian obat dengan harga terjangkau.

"Semoga harga bisa sekompetitif mungkin, terutama bagi orang-orang yang berada di kelas menengah ke bawah. Perlu ditata kembali agar lebih efisien. Kenaikan harga obat tidak sebanding dengan negara seperti Malaysia dan Singapura, yang bisa berlipat-lipat kali lebih murah," pungkas Laode.

Data dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara dengan harga obat paling mahal di dunia. Hal ini terkait dengan harga obat paten (non-generik) yang cenderung lebih tinggi karena dilindungi hak paten, sehingga hanya perusahaan pemegang paten yang dapat memproduksi dan menjualnya.

Sentimen: positif (91.4%)